Suara.com - Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) mencatat masih banyak pelanggaran protokol kesehatan Covid-19 di sekolah saat pembelajaran tatap muka 100 persen di sejumlah daerah.
Kepala Bidang Advokasi P2G Iman Zanatul Haeri mengatakan, masih banyak siswa berkerumun saat pengecekan suhu setiba di sekolah karena sekolah tidak memiliki thermogun memadai.
"Kami dapat laporan, dari Jakarta maupun luar daerah, ada sekolah diam-diam kantinnya buka, padahal dilarang, jarak siswa tak satu meter, dan ventilasi udara di kelas tidak ada," ungkap Iman, Rabu (12/1/2022).
Selain itu, masih ada sekolah yang mengalami kesulitan untuk scan check-in di aplikasi PeduliLindungi, beberapa anak masuk sekolah tanpa melakukan scan.
Baca Juga: Selama PTM, Satpol PP Kota Solo Temukan 89 Siswa Langgar Prokes Covid-19
"Selain itu, untuk kebutuhan scan barcode anak-anak membawa HP. Ternyata mereka main tiktok di dalam kelas tanpa menggunakan masker. Nah, hal-hal semacam ini perlu dievaluasi. Itulah diantara alasan P2G meminta PTM 100 persen dilakukan secara bertahap," ucapnya.
P2G berharap PTM 100 persen dilakukan secara bertahap, mulai dari 50 persen ke 70 persen dan hingga 100 persen jika semua warga sekolah siap berkegiatan dengan prokes ketat.
"50 persen dulu, dua minggu berikutnya naik 75 persen, dua minggu berikutnya kalau evaluasinya aman, tidak ada klaster, warga sekolah taat dengan prokes, baru bisa 100 persen," tutur Iman.
Selain itu, P2G meminta pemerintah agar meningkatkan vaksinasi anak usia 6-11 tahun, termasuk melakukan vaksinasi booster bagi guru dan tenaga kependidikan.
Baca Juga: Disdik Kota Bandung Klaim PTM 100 Persen Digelar dengan Prokes Ketat