Suara.com - Politisi PDIP, Budiman Sudjatmiko jadi bulan-bulanan warganet akibat cuitannya.
Pada ungghan di Twitternya, Senin (10/1/2022), Budiman salah sebut bahwa Kabupaten Maros ada di Sulawesi Tengah (Sulteng). Padahal Kabupaten Maros ada di Sulawesi Selatan (Sulsel.
"Yang jelas 40 ribu tahun lalu saat seluruh sapiens di dunia masih tinggal di gua-gua. Hanya sapiens-sapiens di (sekarang) Maros Sulawesi Tengah sudah buat lukisan di gua tsb. Lukisan (gua) tertua di dunia! Kurang berbudaya apa coba?," cuit Budiman, Senin (10/1/2022).
Cuitan tersebut tentu mendapatkan berbagai respons publik, salah satunya dari mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo.
Baca Juga: Roy Suryo Sentil PSI Bela Giring Bawa Nama Bill Gates-Mark Zuckerberg
Pada cuitannya Roy Suryo mengutip unggahan Budiman dan menyentil persoalan algoritma.
"Taman Prasejarah Leang-leang itu ada di Maros, Sulawesi Selatan, bukan Sulawesi Tengah, Bod. Tidak usah pakai Algoritma yang sulit-sulit, ini hanya soal Geografi," tulis Roy Suryo.
"Apa mungkin ini tanda-tanda mau menyusul FH yang dulu juga 'memindahkan' Lamongan di Jawa Timur ke Jawa Tengah? AMBYAR," tambahnya.
Soal algortima, Roy Suryo diduga menyentil cita-cita besar Budiman yang ingin membangun bukit algoritma.
Bukit Algoritma dengan konsep mirip Silicon Valley di Amerika Serikat sebagaimana yang dicita-citakan Budiman Sudjatmiko sendiri siap dibangun.
Baca Juga: Giring Disamakan dengan Bill Gates dan Mark Zuckerberg, Roy Suryo: Halunya Kebangetan
Budiman Sudjatmiko selaku Ketua Pelaksana Kiniku Bintang Raya KSO merasa impiannya untuk bisa melihat Indonesia masa depan yang punya banyak kawasan pusat pengembangan inovasi dan teknologi bakal segera jadi kenyataan.
Budiman mengatakan hal itu ketika turut menghadiri dan ikut menandatangani kontrak pada acara penandatanganan Pekerjaan Pengembangan Rencana Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pengembangan Teknologi dan Industri 4.0, di Jakarta.
Lokasi pembangunannya tepatnya di Cikidang dan Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat. PT Amarta Karya (AMKA), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) konstruksi ditunjuk menjadi mitra infrastruktur pada proyek seluas 888 hektare tersebut.