Suara.com - Kuasa hukum Habib Bahar bin Smith, Ichwan Tuankotta, menilai penetapan tersangka terhadap Ferdinand Hutahaean telah tepat. Dia juga berharap Bareskrim Polri turut memproses hukum nama-nama yang dinilainya telah melakukan penistaan agama.
"Sangat tepat. Dan kita tunggu terduga penista-penista agama lain di proses tegas oleh pihak kepolisian," kata Ichwan saat dihubungi, Selasa (11/1/2022).
Ichwan sebelumnya sempat menyinggung sederet nama yang dinilainya kebal terhadap hukum di Indonesia. Mereka di antaranya; Denny Siregar, Ade Armando, hingga Permadi Arya alias Abu Janda.
Nama-nama tersebut disinggung Ichwan saat Polda Jawa Barat menetapkan Habib Bahar sebagai tersangka kasus ujaran kebencian. Dia menilai hal ini sebagai matinya demokrasi di Indonesia
Baca Juga: Ferdinand Hutahaean Ditahan Gegara Cuitannya, Legislator Nasdem: Hati-hati Main Medsos
"Wajib equality bifore the law," katanya.
Ferdinand Tersangka dan Ditahan
Penyidik Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipid Siber) Bareskrim Polri telah resmi menetapkan Ferdinand sebagai tersangka buntut kicauan Allahmu Lemah. Penetapan tersangka dilakukan usai penyidik memeriksa Ferdinand, saksi, ahli, dan mengantongi dua alat bukti.
Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan menyebut Ferdinand dijerat dengan Pasal 45 Ayat 2 Juncto Pasal Pasal 28 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE dan Pasal 14 Ayat 1 dan Ayat 2 KUHP.
"Ancaman maksimal 10 tahun penjara," ujar Ramadhan di Bareskrim Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (10/1/2022).
Baca Juga: Sebut Wajar Ferdinand Masuk Penjara karena Cuitan, Habiburokhman: Twitter-mu, Harimaumu!
Dalam perkara ini, penyidik memutuskan untuk langsung menahan Ferdinand. Salah satu pertimbangannya, khawatir yang bersangkutan mengulangi perbuatannya.
"Alasan penahanan ada dua. Alasan subyektif, yakni dikhawtirkan dia melarikan diri, khawatir yang bersangkutan mengulangi perbuatannya dan menghilangkan barang bukti. Obyektifnya ancaman pada tersangka FH lebih dari lima tahun," beber Ramadhan.