Alih-alih Dakwah, Aksi Pria Tendang Sesajen Malah Coreng Citra Islam

Senin, 10 Januari 2022 | 20:17 WIB
Alih-alih Dakwah, Aksi Pria Tendang Sesajen Malah Coreng Citra Islam
Pria buang dan tendang sesajen di Gunung Semeru [Foto: Instagram]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar mengatakan Indonesia merupakan negara plural yang memiliki beragam budaya, suku, agama berbeda-beda. Hal itu ia tegaskan menanggapi adanya aksi seorang pria yang menendang sesajen di kawasan Semeru lantaran dianggap menyimpang dari ajaran Islam.

Muhaimin sendiri menyesalkan tindakan tendang sesajen tersebut.

"Kita harus bisa saling menghormati perbedaan yang ada. Kita tidak bisa memaksakan semua orang memiliki keyakinan yang sama. Justru Islam itu harus bisa menjadi rahmat bagi semua,” kata Muhaimin, Senin (10/1/2022).

Muhaimin berujar sesajen sudah menjadi bagian dari tradisi masyarakat dengan keyakinannya di beberapa tempat. Ia mengatakan tradisi itu pula yang menjadi kekayaan bangsa Indonesia karena bukan terdiri dari satu suku atau agama tertentu.

Baca Juga: Gus Miftah Kecam Keras Aksi Lelaki Tendang Sesajen di Gunung Semeru

Ia mengingatkan jangan sampai memaksakan diri orang lain harus memiliki keyakinan yang sama. Jikapun alasan dakwah, pendekatan yang dilakukan harus sejuk bukan dengan menonjolkan kebencian dan kekerasan.

Sebaliknya kata Muhaimin, apa yang dilakukan seorang pria dengan menendang sesajen justru mencoreng citra Islam.

"Tindakan seperti itu justru mencoreng citra Islam sendiri yang selama ini dikenal dan identik sebagai agama yang menjunjung tinggi kedamaian dan persatuan, serta saling menghormati satu sama lain," tandas Muhaimin.

Dikecam MUI

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengecam tindakan pria yang menendang sesajen di Gunung Semeru yang tengah viral di sosial media (sosmed). Aksi tersebut disebut merendahkan keyakinan umat lain.

Baca Juga: Sempat Viral, Pria Tendang Sesajen di Gunung Semeru Kini Diburu Polisi

"Saya berharap diantara kita saling menghormati. Saya tidak setuju adanya tindakan menendang sesajen kemudian menistakan keyakinan yang lain," ungkap Ketua MUI Pusat Bidang Dakwah Cholil Nafis saat ditemui di Yogyakarta, Senin (10/01/2022).

Menurut Cholil, cara menyampaikan dakwah mestinya bukan dengan menyakiti atau menistakan orang lan. Karenanya cara-cara tersebut tidak erlu ditiru karena merendahkan keyakinan umat lainnya.

Meskipun bagi umat muslim sesajen dianggap syirik, namun bagi umat lain tidaklah demikian. Alih-alih merendahkan, dakwah bisa dilakukan melalui dialog bersama. Sesajen pun seharusnya dimaknai sebagai kearifan lokal dan kekayaan budaya Indonesia.

"Semua umat beragama harus menghormati keyakinan dan tata cara ibadah masing-masing. Kalau toh ingin berdakwah maka perlu dilakukan dengan cara yang edukatif tanpa menyakiti," tandasnya.

Cholil berharap kejadian tersebut tidak memicu kerusuhan atau keresahan sosial. Namun MUI tidak mempermasalahkan ketika banyak pihak, termasuk Bupati Lumajang yang mencari pelaku penendangan sesajen tersebut.

Pelaku tidak perlu mendapatkan kekerasan. Namun lebih baik diajak berdialog secara baik-baik agar tidak ditiru orang lain. Apalagi negara ini menjamin kepercayaan pribadi melalui Pancasila, terutama sila Ketuhanan Yang Maha Esa sehingga setiap orang tidak bisa memaksakan dalil kepercayaannya pada orang lain.

"Artinya kita punya kepercayaan yang masing-masing bebas melaksanakan kepercayaan itu. Asalkan tidak menodai kepercayaan orang lain," imbuhnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI