BPOM: Antibodi Vaksin Primer Turun 30 Persen, Jadi Vaksin Booster Harus Diberikan

Senin, 10 Januari 2022 | 15:59 WIB
BPOM: Antibodi Vaksin Primer Turun 30 Persen, Jadi Vaksin Booster Harus Diberikan
Kepala BPOM Penny K. Lukito. (Suara.com/Dini Afrianti Efendi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan/BPOM Penny Kusumastuti Lukito mengungkapkan kalau vaksin ketiga atau booster harus diberikan kepada masyarakat untuk membantu peningkatan kadar antibodi yang sudah menurun pasca pemberian vaksin primer. Kata Penny, penurunan kadar antibodi pasca pemberian vaksin pertama itu bisa sampai 30 persen.

Hal tersebut ditemukan berdasarkan hasil pengamatan uji klinik dari seluruh vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia.

"Penurunan kadar antibodi yang significantly menurun sampai di bawah 30 persen terjadi setelah 6 bulan pemberian vaksin primer yang lengkap," kata Penny dalam konferensi pers yang disiarkan YouTube BPOM RI, Senin (10/1/2022).

Oleh karena itu, menurutnya diperlukan adanya pemberian vaksin booster atau vaksin lanjutan untuk meningkatan immunogenisitas masyarakat yang sudah menurun.

Baca Juga: Catat! Ini Kriteria Penerima Vaksin Booster Gratis yang Disepakati Pemerintah

"Hingga saat ini sudah diperlukan pemberian vaksinasi booster dosis lanjutan untuk mempertahankan efikasi vaksin terhadap infeksi Covid-19," ujarnya.

Penny menyebut kalau pemberian vaksin booster juga telah menjadi rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia/WHO. Untuk pelaksanaannya, pemerintah melakui Kementerian Kesehatan akan mengatur soal pemberian vaksinasi booster.

"Prioritasnya tentunya didahulukan untuk populasi yang beresiko tinggi yaitu lansia, tenaga kesehatan, dan kelompok individu yang selanjutnya tentunya akan diberikan juga untuk umum," tuturnya.

Berikut daftar lima vaksin yang memperoleh izin dari BPOM:

1. Coronovax

Baca Juga: Ini KIPI Dari Lima Vaksin Booster Yang Diizinkan BPOM

Coronavax menjadi booster homolog. Diberikan sebanyak 1 dosis setelah 6 bulan dari vaksinasi primer sebelumnya. Vaksin diberikan kepada masyarakat minimal usia 18 tahun.

Untuk Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi atau KIPI yang muncul itu bersifat reaksi lokal seperti nyeri di tempat penyuntikan dan kemerahan. Umumnya tingkat keparahannya pada grade 1 hingga 2.

Immunogenisitas menunjukkan peningkatan titer antibodi netralisasi hingga 21 sampai 35 kali setelah 28 hari pemberian vaksin booster ini pada subjek dewasa.

2. Vaksin Pfizer

Diberikan sebanyak 1 dosis minimal setelah 6 bulan dari vaksinasi primer kepada penduduk dengan usia minimal 18 tahun ke atas. KIPI yang muncul bersifat umum yakni nyeri di tempat suntikan, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendiri dan demam dengan grade 1 hingga 2.

Untuk immunogenisitasnya menunjukkan peningkatan nilai rata-rata titer antibodi netralisasi setelah 1 bulan sebesar 3,3 kali.

3. Vaksin AstraZeneca

Vaksin tersebut bersifat homolog. KIPI yang akan terjadi bersifat ringan dan sedang.

Kemudian immunogenisitasnya menunjukkan peningkatan nilai rata-rata titer antibodi dari 1.792 menjadi 3.700 sekitar 3,5 kali.

4. Vaksin Moderna

Vaksin ini bersifat homolog dan heterolog. Heterolog artinya bisa diberikan kepada masyarakat yang sebelumnya sudah divaksin dengan merk berbeda. Untuk vaksin primernya Astra Zeneca, Pfizer, Johnson & Johnson dengan dosis setengah.

Pemberian vaksin Moderna menunjukkan respon imun antibodi netralisasi sebesar 13 kali setelah pemberian dosis booster. Vaksin Moderna bisa diberikan untuk usia minimal 18 tahun ke atas.

5. Vaksin Zifivax

Vaksin Zifivax bisa diberikan secara heteroloh dengan vaksin primer Sinovac atau Sinopharm. Diberikan 6 bulan ke atas pasca pemberian dosis primer.

Pemberian dosis menunjukkan bahwa peningkatan titer antibodi netralisasi meningkat lebih dari 30 kali pada subjek yang telah mendapatkan dosis primer Sinovac atau Sinopharm.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI