Di Depan Megawati, Jokowi Beberkan Alokasi Dana Desa hingga Stop Ekspor Nikel Bahan Mentah

Senin, 10 Januari 2022 | 15:15 WIB
Di Depan Megawati, Jokowi Beberkan Alokasi Dana Desa hingga Stop Ekspor Nikel Bahan Mentah
Presiden Joko Widodo atau Jokowi. [Dok. BPMI Sekretariat Presiden]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan alokasi dana desa meningkat setiap tahunnya. Dari yang semula Rp21 triliun pada 2015, menjadi Rp 72 triliun di tahun 2021.

"Total sampai tahun ini dana desa yang telah disalurkan dari 2015-2021 mencapai 401,1 triliun ini sebuah angka yang sangat besar sekali," ujar Jokowi saat menghadiri peringatan HUT ke-49 PDI Perjuangan secara virtual, Senin (10/1/2022).

Perhatian besar pemerintah terhadap desa kata Jokowi, diharapkan akan meningkatkan pelayanan masyarakat desa dan mempersempit ketimpangan desa dan kota.

Dari dana desa, Jokowi mengatakan pemerintah telah membangun jalan desa, embung, irigasi, jembatan, pasar-pasar desa, tambatan perahu dan lain -lain.

Baca Juga: Arahan Megawati ke Kadernya Menangkan Pemilu 2024; Turun ke Bawah Temui Masyarakat

Ini sekaligus membantah anggapan pemerintah hanya bangun yang besar-besar sperti jalan tol, airport, hingga pelabuhan.

"Karena ini infraskrtur yang dibutuhkan desa-desa kita selain kita membangun infrastruktur besar. Karena ini akan bangun peradaban, mempersatukan negara kita, membuka lapangan kerja dan juga menciptakan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru di seluruh tanah air," ucap Jokowi.

Tak hanya itu, Kepala Negara menyebut pemerintah juga terus berkomitmen dan bekerja keras membangun kemandirian bangsa dan memperkokoh kepemimpinan Indonesia di masyarakat internasional.

Hilirisasi industri kata Jokowi terus ditingkatkan.

"Karena kita tidak ingin sejak zaman voc kita selalu mengirim raw material keluar negeri," kata dia.

Baca Juga: Megawati Opitimis, PDIP di Pemilu 2024 Kembali Menang: Bahagiakan Rakyat!

Lebih lanjut, Jokowi menuturkan untuk menghasilkan nilai tambah dan membuka lapangan kerja seluas-luasnya, sejak 2020 pemerintah telah berhenti mengekspor nikel bahan mentah.

Mantan Gubernur Jakarta ini menyebut di tahun 2022 pemerintah juga berhenti mengekspor bahan mentah bauksit dan 2023 untuk berhenti mengekspor tembaga.

"Karena dampak hilirisasi industri ini sangat besar karena selain membuka lapangan pekerjaan yang besar bagi rakyat juga memberikan nilai tambah yang besar," papar dia.

Jokowi mencontohkan saat berhenti mengekspor bahan mentah nikel, ekspor Indonesia kurang lebih sebesar Rp 25 triliun. Hal tersebut karena kebanyakan yang diekspor adalah bahan mentah.

"Sekarang karena yang diekspor barang setengah jadi dan barang jadi ekspor kita sudah mencapai 21 miliar USD atau kurang lebih hampir Rp280 triliun," katanya.

"Lompatan sangat besar ini yang ingin kita lakukan untuk barang-barang mineral yang kita miliki baik nikel bauksit tembaga timah emas dan lainnya," Jokowi menambahkan.

Hadir dalam acara tersebut yakni Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, jajaran Fungsionaris PDI Perjuangan, dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI