Suara.com - Ketua DPP Partai Ummat Bidang Hukum & Advokasi Adv Juju Purwantoro turut angkat bicara soal video yang memperlihatkan KASAD Dudung Abdurachman sedang bernyanyi. Ia memberikan sindiran telak untuk aksi Jenderal Dudung dalam video itu.
Diketahui dalam video tersebut, Jenderal Dudung menyanyikan lagu berjudul Ayo Ngopi bareng prajuritnya di sebuah lapangan hijau yang luas.
Melansir Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, Juju Purwantoro menilai tindakan Jenderal Dudung tersebut kontroversial.
"Tampak kontroversi lagi apa yang dilakukan KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurahman," kata Juju seperti dikutip Wartaekonomi.co.id, Senin (10/1/2022).
Baca Juga: Jenderal Dudung Tampil di Video Klip, Pengamat Singgung soal Reputasi TNI
Ia menilai, sejatinya sebagai tentara rakyat, tugas utama Dudung ialah menjaga dan mempertahankan kedaulatan NKRI.
Akan tetapi, di salah satu tayangan YouTube malah bernyanyi-nyanyi sambil minum kopi bersama anggotanya.
"Ironi!" katanya.
Padahal, baru saja kisruh tentang diksi Dudung dalam sebuah podcast yang dia mengatakan 'Tuhan kita bukan orang Arab'.
Selanjutnya, masih hangat pula diingatan soal polemik salah satu Brigjend anggotanya yang mendatangi dan menginstruksikan Habib Bahar bin Smith di pondok pesantrennya.
Baca Juga: Jenderal Dudung Rilis Lagu Ngopi, Warganet Singgung Wibawa TNI
Juju mengatakan, sejatinya masih banyak persoalan kedaulatan dan disintegrasi bangsa lain yang seharusnya menjadi fokus Dudung saat ini.
Misalnya, teroris OPM di Papua, yang mana harus diselesaikan segera oleh TNI, alih-alih hanya sekadar dengan nyanyi- nyanyi sambil minum kopi.
Meskipun demikian, Juju menyebut, tidak ada salahnya memang orang bernyanyi dan bergembira ria sambil ngopi.
"Akan tetapi, apa relevansinya dan urgensinya nyanyi-nyanyi di ruang publik di tengah rentetan tugas pertahanan kedaulatan negara? Di tengah terus rongrongan dan serangan senjata OPM sampai ada anggota TNI yang gugur, tetapi ternyata oleh Dudung OPM (dianggap saudara?" katanya.
Juju juga mempertanyakan bagaimana dengan peran TNI terkait masih adanya upaya kelompok masyarakat yang berusaha mengganti dasar negara, yaitu sila-sila Pancasila, melalui BPIP.
Belum lagi upaya protes China kepada Indonesia tentang wilayah terotorial perairan Natuna dan terkait China yang berusaha menghalangi eksplorasi Migas RI di wilayah Laut China Selatan.
"Setidaknya masih diperlukan ketegasan dan keterlibatan TNI, tentu lebih penting guna menjaga dan mempertahankan wilayah kedaulatannya tersebut," katanya.