Suara.com - Hasil survei Indikator Politik Indonesia menemukan bahwa lebih banyak masyarakat yang tidak setuju dengan rencana pemerintah mengadakan vaksin dosis ketiga atau vaksin booster.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, ada sebanyak 54,8 persen masyarakat yang tidak setuju; 41,7 persen setuju; sementara masyarakat yang tidak menjawab atau tidak tahu ada 3,5 persen.
"Bahkan, dikasih booster pun masyarakat lebih banyak yang tidak setuju ketimbang setuju," kata Burhanuddin dalam paparannya secara daring, Minggu (9/1/2022).
Data masyarakat tidak srtuju juga lebih banyak ditemukan dalam hasil survei terkait vaksinasi terhadap anak usia 3-12 tahun. Burhanuddin mengatakan ada 63,2 persen tidak setuju; 34,2 persen setuju; dan sisanya 2,7 persen tidak menjawab agau tidak tahu
Baca Juga: APBN Masih Mampu, Ekonom Desak Pemerintah Gratiskan Vaksin Booster
Menurut Burhanuddin isu terkait vaksinasi itu sangat serius. Sehingga harus segera diatasi oleh pemerintah.
"Karena bagaimanapun masalah ini bisa menjadi masalah tersendiri di luar dari isu teknis terkait dengan ketersediaan vaksin dan vaksinator. Kalau masyarakat tidak setuju ya repot," ujarnya.
Sikap masyarakat yang tidak setuju itu juga menjadi sebab isu-isu terkait lainnya. Semisal, kata Burhanuddin terkait dengan beberapa vaksin yang tidak segera terdistribusi.
"Dan itu potensial expired karena makin lama makin sulit untuk dicari warga yang bersedia untuk divaksin. Sementara vaksinnya ada, tetapi kalau secara psikologis masyarakat menolak, itu juga jadi masalah," tutur Burhanuddin.
Adapun survei dilakukan secara nasional mulai 6-11 Desember 2021. Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Total sampel 2020 responden, dengan jumlah sampel basis sebanyak 1.220 orang yang tersebar proporsional di 34 provinsi serta dilakukan penambahan sebanyak 800 responden di Jawa Timur.
Baca Juga: Demi Keadilan, Pemerintah Didesak Tunda dan Gratiskan Vaksin Booster
Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel basis 1.220 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar ±2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel berasal dari seluruh Provinsi yang terdistribusi secara proporsional.