Soal Cuitan Ferdinand Hutahaean, Pendeta Gilbert Lumoindong Minta Maaf

Kamis, 06 Januari 2022 | 20:05 WIB
Soal Cuitan Ferdinand Hutahaean, Pendeta Gilbert Lumoindong Minta Maaf
Ferdinand Hutahean (Instagram/@ferdinand _hutahaean)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pendeta Gilbert Lumoindong memberikan respon terkait ramainya cuitan Ferdinand Hutahaean.

Ia meminta maaf kepada seluruh pihak apabila ada yang tersinggung dengan cuitan Ferdinand.

"Sebagai umat Kristiani, saya juga meminta maaf supaya jangan ada kegaduhan-kegaduhan. Karena lepas dari apapun, kita kan satu umat. Mudah-mudahan yang merasa tersakiti dengan cuitan rekan saya Abang Ferdinand, kiranya saya meminta maaf, tak perlu diperpanjang lagi. Karena itu yang pasti bukan suara dari umat Kristiani," kata Gilbert, dikutip dari Wartaekonomi.co.id--jaringan Suara.com, Kamis (6/1/2022).

Gilbert menyebut pernyataan 'Allahku luar biasa, Allah Maha Kuasa, maupun Allah Maha Segalanya’ merupakan kalimat yang wajar dan normal.

Baca Juga: Pengamat Sebut Cuitan SARA Ferdinand Hutahaean Masuk Pelanggaran UU ITE

Akan tetapi, pernyataan tersebut tidak dibandingkan dengan apapun. Bahkan tidak disampaikan di media sosial.

"Karena bahasa ini seringkali kita nyatakan di gereja, bahwa Allahku luar biasa. Dan saya percaya, setiap agama meyakini itu. Karena di Al-Kitab kami ada tulisan, orang benar akan hidup oleh iman. Itulah iman kami. Saya pikir iman dari setiap agama juga percaya bahwa Allah luar biasa, Allah Maha Kuasa, Allah Maha Segalanya," jelas dia.

Menurut Gilbert, apabila dibandingkan dengan agama lain apalagi di media sosial, maka hal tersebut menjadi konfli.

Sebab, akan timbul pertanyaan jika ada kalimat 'Allahmu' dan 'Allahku' seperti yang dicuitkan Ferdinand.

"Kenapa perlu ada Allahmu dan Allahku? Ini menjadi rancu, ini menciptakan sebuah pertanyaan Allah tuh ada berapa sebetulnya? Bukan soal Allahmu dan Allahku. Karena kalau kita bicara Allah itu kan esa, surga itu kan satu. Inilah yang ketika disampaikan di ruang publik, dan memakai kata ganti ‘mu’ dan ‘ku’ (Allahmu dan Allahku). Saya pikir ini mungkin yang menjadi awal konflik," ujarnya.

Baca Juga: Sebut Ferdinand Layak Ditangkap, Politisi PDIP: Kebablasan, Offside!

Oleh karena itu, menurut Gilbert wajar saja banyak pihak yang merasa tersakiti atau tersinggung.

Selain itu, Gilbert mengatakan hal wajar apabila ada yang mengambil langkah hukum terkait cuitan tersebut.

"Saya juga sedang berpikir untuk mengambil langkah laporan balik," imbuhnya.

"Orang yang merasa terzolimi, orang yang merasa tersakiti, terlukai itu ada salurannya. Nanti tinggal polisi mengarahkan, apakah baiknya diselesaikan damai atau ini ada unsur-unsur untuk diperpanjang (proses hukum). Saya pikir Polri harus profesional," ucapnya.

Seperti diketahui, akibat cuitan tersebut Ferdinand dilaporkan ke Bareskrim Polri.

Ferdinand merasa dirinya difitnah dan hendak melaporkan balik si pelapor.

"Saya merasa difitnah atas laporan ini, merasa diperlakukan, diseret-seret dalam sebuah atmosfer, diseret dalam situasi yang tidak saya lakukan. Menuduh saya secara serampangan dan memfitnah saya," ujar Ferdinand.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI