Data KPA 2021: Jawa Timur Jadi Provinsi Dengan Kasus Konfilik Agraria Terbanyak

Kamis, 06 Januari 2022 | 15:46 WIB
Data KPA 2021: Jawa Timur Jadi Provinsi Dengan Kasus Konfilik Agraria Terbanyak
ILUSTRASI konflik agraria: Warga Pancoran Buntu II serta solidaritas Forum Pancoran Bersatu, turut mengawal jalannya persidangan perdata sengketa lahan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (21/4/2021). [Suara.com/Yosea Arga Pramudita]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), dalam catatan akhir 2021 bertema 'Penggusuran Skala nasional' mencatat ada 207 letusan konflik agraria yang bersifat struktural. Sebanyak 207 konfik tersebut dilaporkan terjadi di 32 provinsi di Tanah Air.

Sekretaris Jenderal KPA Dewi Kartika mengatakan, sebaran wilayah konflik agraria sepanjang tahun 2021 meningkat ketimbang tahun 2020 yang hanya terjadi di 30 provinsi di Indonesia.

Dalam catatan KPA, Jawa Timur berada di peringkat pertama dengan total 30 kasus konfik agraria sepanjang 2021 dengan luas mencapai 4.573,986 hektare.

"Sepanjang tahun, letusan konflik di provinsi paling timur Pulau Jawa ini tercatat sebanyak 30 kejadian dengan luas mencapai 54.573,986 hektare. Angka letusan tersebut naik 150 persen dari tahun sebelumnya, hanya 12 kasus," kata Dewi dalam diskusi daring yang berlangsung pada Kamis (6/1/2022).

Kata Dewi, peningkatan pesat letusan konflik agraria di Jawa Timur ini, sebagian besar disebabkan oleh proyek-proyek pembangunan infrastruktur dan kawasan industri. Proyek pembangunan tersebut banyak didominasi oleh percepatan pembangunan PSN.

"Seperti pembangunan Tol Kediri-Kertosono, Tol Tulungagung-Kediri, pembangunan Tol Ring Road Sukodardi yang tersambung dengan Bandara Kediri, pembangunan kawasan industri Paciran di Lamongan, pembangunan KEK JIIPP di Gresik, dan pembangunan bendungan Semantok," sambungnya.

Posisi kedua ditempati Provinsi Jawa Barat dengan total sebanyak 17 kejadian konflik agraria. Letusan konflik tersebut terjadi di atas lahan seluas 8597,834 hektare, dan angka tersebut naik 100 persen dibanding tahun 2020 dengan rincian delapan konflik agraria.

Dewi menyatakan, letusan konflik agraria di Jawa Barat juga didominasi oleh proyek-proyek strategis nasional seperti pembangunan Tol Jakarta-Cikampek II, Tol Cisumdawu, Tol Cimanggis-Cibitung, proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung, dan pembangunan MNC Lido City di Kabupaten Bogor dan Sukabumi yang mencapai luasan 3 ribu hektare.

Posisi ketiga penyumbang konflik terbanyak tahun 2021 ditempati oleh Provinsi Riau. Dalam catatan KPA, terdapat sebanyak 16 konflik seluas 21.564,55 hektare dan mengorbankan 359 KK.

Merujuk pada tipologi konflik, Dewi menyebut letusan konflik agraria yang terjadi di Riau diakibatkan aktivitas bisnis di sektor perkebunan dengan total 10 kasus, kehutanan dengan total lima kasus dan pembangunan infrstruktur dengan total satu kasus.

Baca Juga: Proyek Strategis Nasional Infrastruktur Sebabkan 38 Konflik Agraria Sepanjang 2021

"Di sektor perkebunan, keseluruhan kejadian konflik disebabkan oleh perkebunan sawit," ucap dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI