Asal Usul Tari Seudati dan Bunyi Syairnya

Rifan Aditya Suara.Com
Kamis, 06 Januari 2022 | 10:56 WIB
Asal Usul Tari Seudati dan Bunyi Syairnya
Asal Usul Tari Seudati dan Bunyi Syairnya - Foto Tari Seudati (sumber: pinterest)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Salah satu bentuk keberagaman yang ada di Indonesia adalah terdapatnya bermacam-macam tarian adat, misalnya tari seudati. Bagaimana asal usul tari tradisional dari Aceh ini?

Tari Seudati merupakan warisan budaya yang berasal dari Aceh yang perkembangannya bersinggungan secara langsung dengan agama Islam. Pada kesempatan ini kami akan mengulas tentang asal usul tari Seudati, mari simak!

Asal Usul Tari Seudati

Menyadur pada berbagai sumber, tari Seudati adalah tarian dari Aceh yang pertama kali dikenal di desa Gigieng, Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Pidie. Syeh Tam dan Syeh Ali Didoh merupakan sosok yang berpengaruh terhadap perkembangan kebudayaan daerah satu ini.

Baca Juga: Gelar Malam Budaya Indonesia di Argentina Tampilkan Musik dan Tarian Tradisional

Tari Seudati dimainkan oleh 8 orang laki-laki sebagai penari utama. Mereka terdiri dari:

  • satu orang pemimpin yang disebut syeikh
  • satu orang pembantu syeikh
  • dua orang pembantu di sebelah kiri (apeetwie)
  • satu orang pembantu di belakang (apeet bak)
  • tiga orang pembantu biasa

Selain itu, ada juga dua orang penyanyi yang bertugas menjadi pengiring tari. Mereka disebut aneuk syahi.

Tari tradisional ini tidak menggunakan alat musik. Musik tari Seudati diganti dengan bunyi dari beberapa gerakan, seperti tepukan tangan ke dada dan pinggul, hentakan kaki ke tanah dan petikan jari. Gerakan tersebut mengikuti irama dan tempo lagu yang dinyanyikan.

Bebarapa gerakan tari Seudati cukup dinamis dan lincah dengan penuh semangat. Namun, ada beberapa gerakan yang tampak kaku, tetapi sebenarnya memperlihatkan keperkasaan dan kegagahan si penarinya.

Selain itu, makna gerakan Tari Seudati seperti tepukan tangan ke dada dan perut mengesankan kesombongan sekaligus kesatria.

Baca Juga: Makna Tarian Pagar Pengantin Ria Ricis saat Akad Nikah, Kental Adat Palembang

Syair Tari Seudati

Sisi unik yang terdapat pada Tari Seudati adalah tidak digunakannya instrumen pengiring, sebagai gantinya adanya sebuah syair menggunakan bahasa daerah yang diucapkan oleh aneuk syahi pada babak pertama pertunjukkan tari.

Syair tersebut berbunyi:

Assalamualaikum Lon tamong lam seung,

Lon jak bri saleum keu bang syekh teuku….

Fungsi aneuk syahi untuk mengiringi seluruh rangkaian tari. Salam pertama ini dibalas oleh Syeikh dengan langgam (nada) yang berbeda:

Kru seumangat lon tamong lam seung,

lon jak bri saleum ke jamee teuku….

Pada fase selanjutnya ada sebuah fase yang disebut dengan fase saman, pada fase ini seluruh penari utama akan mengikuti irama lagu yang dinyanyikan, baik secara cepat maupun lambat. 

walahuet seuneut apet ee kataheee, hai syam,

maka anek syahi akan menimpali dengan jawaban:

lom ka dicong bak iboih, anuek puyeh ngon cicem subang.

Demikian adalah ulasan tentang asal usul Tari Seudati dan syair di dalamnya, semoga dapat memberikan wawasan pengetahuan umum baru untuk anda sekalian.

Kontributor : Dhea Alif Fatikha

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI