Survei UIN Jakarta: Banyak Siswa Indonesia Percaya Covid-19 Adalah Konspirasi

Rabu, 05 Januari 2022 | 16:02 WIB
Survei UIN Jakarta: Banyak Siswa Indonesia Percaya Covid-19 Adalah Konspirasi
Ilustrasi covid-19 (pixabay.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah mengungkapkan bahwa banyak pelajar di Indonesia yang percaya bahwa Covid-19 adalah konspirasi.

Peneliti PPIM UIN Jakarta, Narila Mutia Nasir, membeberkan dalam survei mereka ditemukan bahwa 31,5 persen siswa percaya teori konspirasi yang menyebut bahwa rumah sakit meng-covid-kan pasien demi meraih keuntungan.

Kemudian 20,5 persen siswa percaya Covid-19 hanyalah flu biasa yang dinyatakan berbahaya oleh pihak tertentu untuk mendapatkan keuntungan.

Serta, 20,5 persen siswa percaya bahwa Covid-19 adalah senjata biologi yang dibuat negara maju untuk melemahkan negara berkembang.

Baca Juga: Mengenal Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UIN Jakarta

"Faktor penting yang mempengaruhi kepercayaan siswa kepada teori konspirasi adalah fatalisme dan deprivasi relatif," kata Narila, Rabu (5/1/2022).

"Mereka yang bersikap fatalis akan semakin cenderung percaya konspirasi, begitu juga dengan siswa yang memiliki deprivasi relatif tinggi itu juga percaya konspirasi, ini akan berpengaruh pada perilaku kesehatannya," jelasnya.

Selain itu, survei ini juga mengungkap faktor keagamaan berpengaruh pada kepatuhan siswa dalam menjalankan protokol kesehatan dan vaksinasi.

Sebanyak 12.9 persen siswa menyatakan bahwa vaksinasi bertentangan dengan ajaran agama.

Sebanyak 39 persen siswa percaya bahwa Pandemi Covid-19 adalah hukuman dari Tuhan.

Baca Juga: 5 Kontroversi Siti Fadilah: Korupsi Alkes Miliaran hingga Dijuluki Ratu Konspirasi

Sekitar 48 persen siswa memiliki sikap fatalis, atau percaya bahwa upaya manusia tidak banyak berarti karena segala sesuatu termasuk kesehatan sudah ditentukan oleh Tuhan.

Penelitian ini dilakukan secara nasional di 34 provinsi pada 1 September – 7 Oktober 2021 kepada seluruh siswa aktif dengan berbagai latar belakang pada sekolah menengah di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dan Kementerian Agama.

Jumlah siswa yang dijadikan responden ada sebanyak 3031 orang siswa, dengan tingkat respon (response rate) sebesar 86,35 persen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI