Suara.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menegaskan, Indonesia tidak lagi menggunakan pendekatan militer ke Papua, namun Pemerintah Indonesia menggunakan pendekatan yang komprehensif.
Moeldoko menuturkan sejak awal, Pemerintah Indonesia memahami dan menyadari bahwa isu Papua tidak bisa hanya diselesaikan dengan pendekatan militer.
"Pendekatan komprehensif jauh lebih dikedepankan, karena masalah pendidikan, masalah kesehatan dan kemiskinan harus kita selesaikan dan ini penting bagi Indonesia," ujar Moeldoko saat bertemu dengan Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia Kevin Burnett, di Gedung Bina Graha Jakarta, Selasa (4/01/2021).
Karena itu, kata Moeldoko, baru-baru ini pemerintah telah mengeluarkan Inpres Nomor 9 Tahun 2020 yang isinya adalah percepatan pembangunan kesejahteraan di Papua dan Papua Barat yang programnya dipimpin oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Baca Juga: Masalah Papua, Maruf Amin: Mau Garuk yang Gatal Harus Tahu Mana yang Gatal
Namun, Moeldoko tidak memungkiri adanya fenomena baru yang berkembang di Papua karena kelompok bersenjata mulai menyerang fasilitas umum seperti sekolah dan bahkan menargetkan penyerangan terhadap guru dan para dokter.
Ia pun mengatakan bahwa Ini persoalan yang tidak bisa diabaikan.
Walaupun begitu, pemerintah Indonesia kata dia mengirimkan tentara ke Papua untuk membantu pihak kepolisian, bukan untuk tujuan operasi militer.
Moeldoko menegaskan bahwa operasi militer yang dilakukan di Papua adalah untuk pengamanan perbatasan.
"Sewaktu saya masih menjabat sebagai Panglima TNI, doktrin saya kepada prajurit saya adalah bahwa tentara yang akan berangkat ke Papua harus menaruh cangkul di depan, senjata dikalungkan belakang. Itu artinya pendekatan kesejahteraan adalah nomor satu," tutur mantan Panglima TNI tersebut.
Baca Juga: KSP: PTM 100 Persen Sudah Pertimbangkan Kesiapan Warga Sekolah
Maknanya, kedatangan prajurit harus bisa mengubah situasi sulit jadi mudah dan miskin menjadi sejahtera.
Para tentara, kata Moeldoko, juga diharapkan dapat memberikan pembelajaran dan bantuan kesehatan bagi warga Papua.
Sementara itu, Kevin Burnett ditunjuk menjadi Dubes Selandia Baru untuk Indonesia sejak September 2021.
Sebelum menjabat menjadi dubes, Kevin merupakan seorang perwira angkatan militer Selandia Baru selama 35 tahun.
"Penjelasan dari Bapak Moeldoko sangat berguna dan kami sangat mengapresiasi upaya pemerintah Indonesia dalam menangani isu Papua. Saya pun ingin mengunjungi Papua secara langsung dan berdialog dengan orang-orang di sana," kata Kevin.
Hubungan bilateral antara Indonesia dan Selandia Baru pun semakin menguat setelah kedua negara menandatangani Joint Ministerial Commission (JMC) ke-9 pada Juli 2020.
Dalam dokumen yang ditandatangani tersebut, kedua negara menyepakati 45 butir Plan of Action yang akan menjadi acuan bagi pengembangan kerja sama dalam lima tahun ke depan.