Saat itu, kondisi badannya memang sedang tidak fit sehingga petugas memutuskan agar vaksinasi booster kepadanya ditunda sementara.
Seorang yang bernama Yohanes yang ditransfernya itu kemudian memutuskan untuk penjadwalan ulang vaksinasi booster terhadap dirinya.
"Di lantai 3 tadi saya lihat ada 4-7 orang yang juga divaksin, itu pun mereka datang bergerombol dan langsung pergi setelah vaksin," ucapnya.
Selang beberapa hari, Yono mendapatkan pesan lagi oleh panitia untuk mengikuti jadwal baru vaksinasi booster, namun tempatnya berbeda.
"Sekarang tempatnya pindah ke salah satu tempat ngopi di sekitar Jalan Ngaglik, disitu saya bertemu Yohanes tadi, saya langsung diarahkan ke lantai 2, disini tempat ngopi tidak ada tulisan vaksinasi booster, tidak ada petugas, saya lebih bingung dari yang pertama," ungkapnya.
Disini, Yono sudah fit sehingga bisa mendapatkan vaksin booster, ia sempat menanyakan vaksin merek apa yang akan didapatkan, ternyata vaksin Sinovac, sama dengan dosis 1 dan 2 yang didapatkannya melalui jalur resmi.
Dia terus menanyakan perihal kejadian ikutan pasca imunisasi atau KIPI yang mungkin dialami setelah vaksin booster.
"Jawabnya, nanti kalau panas atau agak meriang gimana langsung minum paracetamol saja, terus saya tanya lagi gimana kalau mau lapor ke dokter perlu mencantumkan apa? jawabnya ya tanya ke Pak Yohanes, saran dari saya cuma pakai paracetamol," tuturnya.
Selesai disuntik vaksin booster, Yono melihat tidak ada proses observasi menunggu 30 menit untuk mengantisipasi KIPI yang mungkin muncul, kebanyakan dari mereka langsung dipersilahkan pulang begitu saja, tanpa sertifikat vaksin ketiga.
Baca Juga: Vaksinasi Booster Kemungkinan Gratis, Dimulai 12 Januari 2022
"Pas saya pulang saya tidak dapat surat yang menyatakan bahwa saya sudah divaksin dosis ketiga, orang-orang juga tidak membawa apapun, juga sepertinya tidak masuk ke PeduliLindungi," tutup Yono.