Beda Nasib PKB dan Cak Imin soal Elektabilitas, Pengamat: Mencari 'Rhoma Irama' Berikutnya

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Selasa, 04 Januari 2022 | 14:30 WIB
Beda Nasib PKB dan Cak Imin soal Elektabilitas, Pengamat: Mencari 'Rhoma Irama' Berikutnya
Wakil Ketua DPR RI, Abdul Muhaimin Iskandar. (Dok: DPR)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yakin partainya dapat lolos ke Senayan, lantaran elektabilitasnya yang cukup tinggi. Namun sayangnya, hal itu tampaknya berbanding terbalik dengan elektabilitasnya sebagai calon presiden atau calon wakil presiden di 2024 nanti.

Melansir Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, Pengamat politik Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo tak heran dengan optimisme Cak Imin dalam gaya komunikasi politiknya. Pasalnya, elektabilitas PKB dalam berbagai survei masuk ke papan tengah. Bahkan selalu di lima besar.

"Siapapun ketua partainya, termasuk Cak Imin, jika elektabilitas partainya tinggi, akan meningkatkan confident. Sehingga dengan santai mengajak publik memilih PKB dan tidak perlu memilih partai yang tak lolos parlemen," kata Karyono.

Tak hanya itu, Cak Imin dengan pedenya mengajak tokoh-tokoh lain bergabung bersama PKB. Seperti Erick Thohir, Anies Baswedan, dan Ridwan Kamil, dalam sebuah acara talkshow.

Baca Juga: Hasil Survei Elektabilitas Jeblok, PSI Diprediksi Tak Lolos ke Senayan Lagi

"Cak Imin seakan mencari Rhoma Irama berikutnya sebagai votegetter partai. Komunikasi Cak Imin memang lihai, karena ditopang suara elektoral partai yang bagus. Ini kan nilai lebih. Kalau partai nol koma tidak mungkin berani mengajak tokoh nasional yang lagi naik popularitasnya," ulasnya.

Meskipun begitu, elektabilitas PKB yang tinggi ternyata tidak berbanding lurus dengan Cak Imin sebagai capres maupun cawapres. Nama Cak Imin dan berbagai survei pimpinan nasional masih di papan bawah.

"Ini PR Cak Imin yang paling utama. Tentu PKB inginnya mengutamakan Cak Imin untuk bertarung di kancah nasional. Meningkatkan elektoral Cak Imin sebagai capres, amatlah susah. Buktinya nama Cak Imin tak pernah menyamai angka elektoral partainya," pungkasnya.

Ketum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin hadiri Muktamar NU ke-34 di Lampung, Rabu (22/12/2021). (Suara.com/Bagaskara)
Ketum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin hadiri Muktamar NU ke-34 di Lampung, Rabu (22/12/2021). (Suara.com/Bagaskara)

Sebelumnya, Cak Imin mendorong seluruh kader dan pengurus partai mengajak sebanyak mungkin rakyat memilih PKB.

"Sampaikan ke masyarakat, jangan sia-siakan suara atau hak pilih ke partai yang hampir dipastikan tidak lolos. Ajak masyarakat pilih PKB," katanya.

Baca Juga: Sebut Corona sudah Disetrika, Muhaimin Iskandar Minta Masyarakat Optimis

Wakil Ketua DPR ini mengklaim, PKB punya basis massa yang jelas. Selain itu, masa depan partai juga gemilang. Sukses mengarungi perjalanan sistem politik sejak reformasi 20 tahun lalu. Selama itu pula, PKB selalu lolos seleksi alam.

Dikatakan, efektivitas demokrasi dapat terwujud jika partai politik mampu mengutus perwakilan yang akuntabel dan dapat dikendalikan ideologi partai. Nah, Ideologi nasionalis-religius kuatlah yang jadi alasan mengapa PKB tren elektabilitasnya terus naik.

"PKB punya kelengkapan syarat ideologi di antara partai-partai politik yang lain. Di sisi yang lain punya background nasionalisme yang kuat juga," terangnya.

Meski basis massanya kaum Nahdliyin, lanjut Cak Imin, PKB kini justru sangat fleksibel dan mudah diterima semua kalangan. Karenanya, dia mengimbau seluruh kader dan pengurus PKB terus menyuarakan dan memperjuangkan kepentingan masyarakat demi mewujudkan kemaslahatan umum.

"PKB mewakili latar belakang keumatan dan keislaman yang mengakar kuat. Namun tetap inklusif. PKB ini adalah partai Islam dengan jumlah pemilih terbesar. Bukan hanya di Indonesia, tapi mungkin di seluruh dunia," ucapnya.

Untuk diketahui, hasil survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) terabaru yang dirilis Selasa (28/12), hanya ada dua parpol berbasis Islam yang elektabilitasnya melebihi ambang batas parlemen atau parliamentart threshold (PT) 4 persen. Dua parpol itu yakni PKB dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Elektabilitas PKB 8,4 persen. Sementara PKS 5,1 persen.

Dua partai berbasis massa Islam yang elektabilitasnya tak melebihi 4 persen yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN). PPP meraih angka 2,7 persen, sedangkan PAN hanya sebesar 1,8 persen. Partai berbasis massa Islam lainnya seperti PBB, Partai Ummat, Masyumi, dan Gelora, masing-masing hanya meraih 0,1 persen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI