Suara.com - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Abraham Wirotomo mengatakan, kebijakan pemerintah persingkat waktu karantina pelaku perjalanan luar negeri sudah mempertimbangkan kajian masa inkubasi COVID-19 varian Omicron.
Pasalnya, kata dia, dari data kasus Omicron di dunia, masa inkubasi lebih singkat dibandingkan dengan varian Delta.
"Berdasarkan perkembangan kajian pasien Omicron di Indonesia dan data-data kasus Omicron di dunia, masa inkubasi varian Omicron lebih singkat dibandingkan Delta, yakni rata-rata 3-5 hari," ujar Abraham, Senin (3/1/2021).
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan, masa karantina yang sebelumnya diberlakukan selama 14 hari kini dipersingkat menjadi 10 hari, dan yang dari 10 hari menjadi 7 hari.
Baca Juga: 11 Karyawan Hotel Tempat Pasien Omicron Surabaya Menginap di-Swab
Keputusan ini disampaikan Luhut usai mengikuti rapat terbatas evaluasi PPKM di Kantor Presiden, Senin (3/1/2021).
Menurut Abraham, kebijakan aturan masa karantina dipersingkat akan berdampak positif bagi pengendalian kasus COVID-19 varian Omicron.
"Selain pengawasannya bisa lebih maksimal, dengan dipersingkatnya waktu karantina tentu biaya yang dikeluarkan masyarakat akan lebih sedikit. Harapannya masyarakat lebih disiplin jalani karantina dan lonjakan Omicron bisa ditekan," tandasnya.