Suara.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memberikan jawaban yang menenangkan soal ancaman meroketnya laju inflasi yang dialami sejumlah negara maju di dunia saat ini. Dia bilang laju inflasi di tanah air terbilang masih aman.
Dalam rilis terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) pada hari ini Senin (3/1/2022) disebutkan bahwa angka inflasi Indonesia sepanjang tahun 2021 sebesar 1,87 persen.
"Jadi, Indonesia inflasi relatif terjaga 1,87 persen. Secara domestik kita lihat berbagai komponennya cukup terjaga," kata Sri Mulyani dalam konfrensi pers Realisasi APBN 2021 di Jakarta, Senin (3/1/2022).
Meski relatif terjaga, Menkeu Ani, sapaan akrabnya, mengingatkan bahwa pemerintah tetap sangat waspada dengan pergerakan laju inflasi ini, terutama untuk tahun 2022.
Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani Ramal Ekonomi 2021 Hanya Tumbuh 3,7 Persen
"Tapi kita harus simak untuk tahun 2022 harus kita waspadai," katanya.
Dia menyebut, inflasi di berbagai negara sudah meningkat sangat tinggi hingga mencapai lebih dari 10 persen, bahkan akibat tingginya laju inflasi ini bank sentral sejumlah negara telah melakukan intervensinya dengan menaikkan suku bunga acuan negara masing-masing.
Sri Mulyani mencontohkan seperti negara Brazil inflasinya sudah di atas 10 persen.
Kemudian, Rusia inflasinya 8,4 persen, Meksiko 7,4 persen, Afrika selatan inflasinya 5,5 persen sudah menaikan satu kali 25 bps, Inggris inflasinya di atas 5 persen, Korea Selatan inflasinya mencapai 3,7 persen.
Eropa juga sama inflasinya sudah mendekati 5 persen, India inflasinya 4,9 persen, Jepang sudah ada kenaikan inflasi sebesar 0,6 persen.
Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani Senang Program Vaksin Covid-19 RI Nomor Lima di Dunia
Namun, inflasi yang terjadi di Jepang itu merupakan sesuatu yang positif, pasalnya Jepang biasa menghadapi deflasi.
Namun, di antara negara tersebut yang perlu menjadi perhatian adalah inflasi dari Amerika serikat yang sudah mencapai 6,8 persen, sebelumnya masih di kisaran 6,1 persen dan itu merupakan inflasi terburuk dalam 30 tahun terakhir.