“Sehingga pasca Covid-19 ini pasar modal secara struktur lebih kuat. Kemudian ditambah lagi kita sudah punya Sovereign Wealth Fund yang diberi modal oleh Pemerintah, dan ini yang menjadi buffer bagi capital market ke depan,” tuturnya.
Terkait dengan investasi, beberapa hal yang dilakukan Pemerintah dalam Proyek Strategis Nasional telah mendorong masuknya investasi lebih dari 5.000 triliun rupiah.
Sementara itu dalam pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus terutama di sektor yang pertumbuhannya tinggi selama pandemi, seperti Nongsa Digital Park, termasuk juga di sektor renewable energy, seperti solar farm, juga banyak diminati oleh investor.
Terkait dengan kebijakan The Fed, Menko Airlangga menegaskan bahwa Indonesia masih memiliki buffer untuk menahan karena selama ini tingkat suku bunga di Indonesia relatif delta-nya tinggi. “Jadi kita harus tetap berbasis pada fundamental yang sifatnya regional sentimen,” katanya.