Suara.com - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyebut tahun baru 2022 sebagai penanda waktu tentang masa lalu, hari ini, dan sekaligus masa mendatang. Momen tahun baru mengandung makna evaluasi dan mawas diri.
Yaqut mengajak semua masyarakat meningkatkan kesadaran akan pentingnya memposisikan nilai-nilai agama sebagai inspirasi dan motivasi untuk terus berbuat kebaikan.
"Baik evaluasi, mawas diri, maupun sikap optimis dalam menyambut tahun baru, ketiganya penting dilakukan agar kita bisa menjadi orang yang beruntung, yang terus berusaha agar hari ini lebih baik daripada hari kemarin," ujar Yaqut, Jumat (31/12/2021).
Pemerintah kata Yaqut, mencanangkan 2022 sebagai tahun Toleransi. Hal ini disebut akan menjadi mailstone atas upaya menjadikan Indonesia sebagai barometer kerukunan umat beragama di dunia.
Baca Juga: Malam Tahun Baru, Polisi Sweeping Wisata Anyer dan Pusat Perbelanjaan
"Saya meyakini Indonesia mampu, sebab karakter dasar masyarakatnya adalah sangat toleran dan sangat menghargai perbedaan. Berawal dari pencanangan Tahun Toleransi di 2022, kita ingin menjadikan Indonesia barometer kehidupan yang rukun dan harmoni dalam keberagaman dunia," kata Yaqut.
Lebih lanjut, hal tersebut nantinya akan diukur bersama melalui indeks keberagamaan atau religiosity index.
Menurutnya hal tersebut akan diukur bersama melalui indeks keberagamaan atau religiosity index.
Dalam jangka menengah, indeks tersebut kata Yaqut, akan mengukur perilaku keberagamaan di Indonesia setiap tahun secara berkala hingga 2024.
"Selamat Tahun Baru 2022. Terus rajut persaudaraan dan mari bangkit bersama untuk masa depan Indonesia yang maju, toleran dan rukun dalam keragaman," katanya.
Baca Juga: Sedikit Lagi Malam Tahun Baru, Sudah 166.200 Unit Kendaraan Meninggalkan Jabotabek