Seberapa Besar Peluang Kelompok 212 Ikut Bursa Pilpres?

Siswanto Suara.Com
Kamis, 30 Desember 2021 | 13:24 WIB
Seberapa Besar Peluang Kelompok 212 Ikut Bursa Pilpres?
Massa dari Front Pembela Islam (FPI) dan organisasi kemasyarakatan lainnya memadati Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta, Jumat (14/10/2016). [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Belum ada tokoh kuat yang dapat maju menjadi calon presiden dan calon wakil presiden pada pemilu 2024 dari lingkaran Persaudaraan Alumni 212, kata Direktur Indo Strategi Research and Consulting Arif Nurul Imam.

Kelompok 212 memang memiliki tokoh, namun menurut Imam, "Ketokohannya belum pada level maju pada bursa capres atau cawapres."

Kekuatan dukungan politik yang dimiliki 212 dinilai belum teruji dan hal itu dibuktikan pada pemilu presiden tahun 2019.

Pada pemilu 2019, mereka mendukung Prabowo Subianto, tetapi kalah oleh pasangan Joko Widodo - Maruf Amin, padahal dukungan juga datang dari eksponen 212 yang lain.

"Peluangnya kecil. Paling (yang bisa dilakukan) dukung kandidat yang memiliki kedekatan dan kontrak politik."

Dalam wawancara dengan Suara.com sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal PA 212 Novel Bamukmin mengeklaim mayoritas pendukung gerakan 212 yang disebutnya sekitar 13 juta orang -- merujuk aksi tahun 2018 -- akan memberikan dukungan kepadanya di pemilu 2024.

Untuk membuktikan perkataannya, Novel Bamukmin mengaku siap disurvei dan dibandingkan dengan tingkat keterpilihan tokoh politik yang lain.

Dia mengaku sering menanyai jamaah yang mengikuti acara tablig akbar atau ceramahnya.

"Semuanya pilih saya dan nggak mungkin masa 212 pilih Giring, LBP, Ahok, Airlangga, Grace Natalie, Viktor Laiskodat, Puan Maharani, Ganjar , Ridwan Kamil atau siapapun capres dan cawapres yang pernah masuk namanya di lembaga survei manapun dalam kelompok rezim ini nggak akan dipilih oleh masa spirit 212."

Baca Juga: Bantah FPI Bubar, Novel Bamukmin Sebut FPI Terlahir Kembali

Menurut Imam, siapapun tokoh bisa membuat klaim politik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI