Suara.com - Sejumlah tokoh yang beberapa kali masuk dalam daftar survei, disebut belum mencapai momentum politiknya untuk disebut sebagai Calon Presiden.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid dalam acara rilis survei Lembaga Politika Research and Consulting (PRC) secara daring, Senin (27/12/2021).
Melansir dari Terkini.id -- jaringan Suara.com, Jazilul Fawaid menilai popularitas yang sekarang dimiliki oleh para tokoh belum sampai pada momentumnya.
"Saya tahu betul bahwa politik itu soal momentum. Nah saya lihat bahwa momentum yang ada atau tokoh-tokoh yang disebut dalam survei itu, belum sampai pada momentumnya kalau menurut saya," kata Jazilul.
Baca Juga: Elektabilitas Survei Tak Jamin Ganjar, Anies, RK jadi Presiden 2024, Faktornya karena Ini
Pria yang akrab disapa Gus Jazil itu mengatakan bahwa momentum Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Ridwan Kamil akan menurun sebab akan pensiun atau mengakhiri jabatan sebagai kepala daerah.
"Pak Ganjar, Pak Anies dan Pak Ridwan Kamil itu sebentar lagi juga pensiun. Jadi, momentum politik pimpinan daerah itu akan hilang seiring waktu," sambungnya.
Untuk diketahui, lembaga survei Politika Research & Consulting (PRC) bersama Parameter Politik Indonesia merilis hasil survei yang menyebut Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memiliki elektabilitas paling tinggi yakni sebesar 17,2 persen.
Disusul oleh Prabowo Subianto dengan perolehan angka elektabilitas sebesar 16,4 persen. Kemudian, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berada di bawah Prabowo dengan angka 9,1 persen.
Namun, dalam hasil survei tersebut, beberapa pimpinan partai seperti Airlangga Hartarto dan Muhaimin Iskandar menunjukkan elektabilitas yang masih rendah, yaitu di bawah 1 persen. Airlangga memperoleh elektabilitas sebesar 0,4 persen dan Muhaimin sebesar 0,1 persen.
Baca Juga: Ini Sederetan Artis Wanita Terkaya di Indonesia
Meskipun demikian, Gus Jazil mengaku tetap optimis jika partainya akan mampu mengejar ketertinggalan ‘momentum’ Cak Imin dalam waktu 2 tahun.
Hal lain yang membuatnya tetap optimis adalah belum adanya kandidat yang mendapatkan angka elektabilitas lebih dari 30 persen.
"Dari hasil survei yang ada, itu tIdak ada tokoh yang angka elektoralnya di atas 30 persen. Artinya angka yang diperoleh Pak Muhaimin dengan Pak Ganjar sama aja. Saya uber dua tahun lagi, nanti Pak Muhaimin akan nyalip Pak Ganjar," bebernya.