Aktivis Antikekerasan Seksual Diduga Lecehkan Mahasiswi, Kisahnya Viral

Selasa, 28 Desember 2021 | 15:48 WIB
Aktivis Antikekerasan Seksual Diduga Lecehkan Mahasiswi, Kisahnya Viral
ilustrasi kekerasan seksual. [ema rohimah / suarajogja.id]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pelecehan seksual kembali terjadi di area kampus. Seorang mahasiswa menyatakan bahwa ia menerima tindakan tak mengenakkan dari kakak kelasnya.

Hal ini dinyatakan oleh suami dari korban melalui akun Twitternya.

Peristiwa terjadi tahun 2019 sebelum korban menikah dan masih mahasiswa baru di Universitas Jember.

"12 April 2019, sore hari sekitar jam 18.00 telah terjadi kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh pelaku Arif Rosih Royan kelahiran Jombang, Jatim tanggal 28 April 1998," tulis akun @decemberdec811 di Twitter, Senin (27/12/2021).

Baca Juga: Viral Pria Sedot Bensin Motor Pakai Pompa Galon, Warganet Ramai Ingatkan Bahaya Ini

"[Terduga pelaku] salah satu mahasiswa Unej (Universitas Jember) dan korban istri saya sendiri. Berikut kronologi serta alur kejadiannya," tambahnya.

Kronologi

Pada sore hari, korban mengirim pesan singkat ke pelaku yang notabene kakak angkatanna untuk menanyakan dosen. Kemudian pelaku malah bertanya apakah sore ada cara atau tidak.

Korban yang tak memiliki agenda penting hanya menjawab bahwa ia hanya berencana keluar bikin USB. Kemudian pelaku menawarkan diri untuk mengantar.

Tak memiliki rasa curiga, akhirnya korban mengiyakan tawaran tersebut. Namun di perjalanan, berbagai pertanyaan privasi dilontarkan pelaku pada korban.

Baca Juga: Viral Azan Dikumandangkan dengan Terjemahan ke Bahasa Isyarat, Warganet: Respect!

"Kamu perokok apa bukan? kamu suka minum-minun apa enggak, kamu pernah ngapain aja sama pacarmu," tanya pelaku.

Kemudian korban menjawab bahwa ia tak merokok dan minum. Sementara persolan bersama pacar adalah privasinya sendiri.

Ilustrasi kekerasan seksual, pelecehan seksual - (Suara.com/Ema Rohimah)
Ilustrasi kekerasan seksual, pelecehan seksual - (Suara.com/Ema Rohimah)

Dengan jawaban tersebut, pelaku malah mengatai korban munafik.

Setelah urusan beli USB, pelaku tak mengantar korban langsung ke kosnya. Ia malah mengajak untuk open table di klub malam.

"Pelaku malah mengajak korban untuk open table dan korban menyetujui dengan syarat korban tidak ikut meminum-minuman beralkohol," tulis suami korban.

Namun ajakan untuk open table tak jadi dilaksanakan. Ia malah membawa anggur merah (Amer) di sebuah jalan di Jember.

Hal ini yang kemudian membuat korban bingung sehingga ia minta diantarkan pulang yang kemudian diminta untuk menemani pelaku minum amer.

"Tidak habis pikir ternyata si pelaku ini tiba-tiba membawa korban menuju suatu penginapan di area dekat stasiun Jember Kota. Disini korban mulai panik, tidak bisa berpikir apa-apa dan ketakutan," tulis suami korban.

Korban mempersilahkan untuk minum namun ia sama sekali tak mau diajak minum meskipun dipaksa.

"Pelaku akhirnya menyerah dan meminum Amernya sendiri. Pelaku meminum Amer sangat sedikit sehingga tidak akan menyebabkan mabuk bahkan tidak ada indikasi mabuk sama sekali yang terjadi pada pelaku," tambahnya lagi.

Korban yang tengah membaca buku tiba-tiba bukunya diambil paksa. Ia mendorong korban hingga berada di atas
Pelaku mengintimidasi dan memegangi korban hingga korban tak bisa bekutip.

"Pelaku berusaha mencium paksa bibir korban, tetapi korban tidak mau dan tidak membalas.Lalu pelaku berusaha menggerayangi tubuh korban dan korban tetap berusaha melawan," tulis suami korban.

"Hingga pada akhirnya pelaku berusaha untuk memasukkan kelaminnya kedalam kelamin korban, tetapi korban tetap melawan, pada saat itu kondisi baju korban akan dilucuti oleh pelaku. Tetapi korban menolak, sehingga baju korban masih terpakai dan utuh, hanya saja korban memakai rok. Sehingga pelaku dapat dengan mudah melakukan kejahatannya," imbuhnya.

Akibat korban yang selalu melawan akhirnya pelaku menyerah dan berusaha mengeluarkan spermanya dengan tangannya sendiri.

Kemudian setelah mengeluarkan spermanya, pelaku tampak sangat kesal dan mengajak korban pulang dengan alasan pelaku akan menonton pertandingan bola.

Mengancam dan Tak Minta Maaf

Akhirnya korban diantar ke kosnya dan pelaku mengancam untuk tak memberi tahu siapapun kejadian tersebut.

"Ketika sampai didepan kost korban, pelaku mengancam korban jika kejadian ini sampai diketahui oleh orang lain maka pelaku tidak akan bertanggung jawab apabila terjadi hal yang tidak diinginkan kepada korban," catat suami korban.

"Dan pelaku masih mengancam bahwa bapak si pelaku adalah salah satu orang penting. Inilah kata-kata ancaman yang membuat korban tidak berani speak up sejak awal," imbuhnya.

Pertemuan tersebut adalah pertemuan pertama korban dengan pelaku selain di kelas, korban menghormati pelaku sebagai kakak tingkatna.

"Hingga saat ini pelaku masih bebas berkeliaran, bahkan masih mengikuti kegiatan organisasinya serta pelaku juga merupakan seorang aktivis Anti kekerasan seksual. Dengan bio Instagram Memanusiakan manusia!," tambahnya lagi.

Saat dihubungi Suara.com, suami korban menyatakan bahwa pelaku sempat tak pernah melayangkan permintaan maaf. Namun ia kemudian tiba-tiba menghubungi suami korban setelah cuitan tentang kekerasan seksual yang dialami istri viral di Twitter.

"Sepertinya minta maaf ke saya kak mungkin supaya tidak jadi ramai kasusnya. Menurut beberapa pihak yang mnghubungi saya, pelaku sangat manipulatif," ujar suami korban pada Suara.com, Selasa (28/12/2021).

info grafis kekerasan terhadap perempuan dan anak di Gunungkidul. [Ema Rohimah / SuaraJogja.id]
info grafis kekerasan terhadap perempuan dan anak di Gunungkidul. [Ema Rohimah / SuaraJogja.id]

Ia juga menyatakan bahwa pelaku menghubunginya untuk menyelesaikan permasalahan dengan baik-baik. Namun suami korban menolak ajakan tersebut.

Hingga berita ini diterbitkan, suami korban menyatakan bahwa pelaku masih kuliah di tempat yang sama. Sementara istrinya memilih untuk pindah kampus

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI