Penutupan Sekolah dan Kesenjangan Digital Memaksa Banyak Anak Putus Sekolah

SiswantoBBC Suara.Com
Selasa, 28 Desember 2021 | 14:15 WIB
Penutupan Sekolah dan Kesenjangan Digital Memaksa Banyak Anak Putus Sekolah
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandemi virus corona dan penguncian telah mengganggu jalannya kegiatan pendidikan jutaan siswa di India. Akibatnya, banyak anak-anak di India harus mengalami putus sekolah.

Raghav Paswan, seorang pedagang sayur dari Delhi timur memiliki dua orang anak yakni Vinita yang berusia 12 tahun dan Gita yang berusia 9 tahun. Namun, Vinita dan Gina sudah tidak bersekolah selama dua tahun terakhir karena pandemi.

Penghasilan Paswan yang tidak seberapa semakin merosot selama pandemi ini, sampai-sampai dia hampir tidak bisa memenuhi kebutuhan makan keluarganya.

Artinya, Paswan tidak memiliki cukup uang tersisa untuk menyekolahkan kedua anaknya. Vinita dan Gina yang putus sekolah akhirnya mengambil pekerjaan sambilan dan mulai bekerja bersama orang tua mereka untuk mendukung keuangan keluarga.

"Tidak ada pilihan, dan saya putus sekolah karena keadaan di rumah. Saya tidak tahu kapan saya akan kembali (sekolah)," tutur Vinita kepada DW.

Hal ini tidak terjadi kepada keluarga Paswan saja. Diperkirakan jutaan anak di India, terutama dari keluarga miskin, telah putus sekolah selama dua tahun terakhir karena situasi darurat kesehatan COVID-19 dan krisis ekonomi yang diakibatkannya.

Jutaan orang terputus dari akses pendidikan Sekolah-sekolah di seluruh India ditutup pada Maret tahun lalu untuk mengekang penyebaran virus corona.

Ada berbagai perkiraan mengenai berapa banyak anak yang terkena dampak akibat pandemi COVID-19.

UNICEF memperkirakan bahwa penutupan sekolah mempengaruhi sekitar 250 juta anak di India.

Baca Juga: Perayaan Natal di India diganggu Oleh Kelompok Garis Keras Hindu

Sebuah survei terhadap hampir 1.400 anak sekolah yang dilakukan oleh suatu organisasi pendidikan menemukan bahwa di daerah pedesaan, hanya 8% yang belajar daring secara teratur, 37% tidak belajar sama sekali, dan sekitar setengahnya tidak dapat membaca lebih dari beberapa kata.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI