Pemerintah Malaysia Lambat Atasi Banjir, Warga Ngamuk!

Selasa, 28 Desember 2021 | 09:52 WIB
Pemerintah Malaysia Lambat Atasi Banjir, Warga Ngamuk!
Banjir Malaysia. (Twitter/@fwoufo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Malaysia mendapat kecaman dari warganya sendiri pada hari Senin karena dianggap terlalu lambat menanggapi banjir parah yang terjadi baru-baru ini.

Menyadur RTHK Selasa (28/12/2021), hujan deras berhari-hari menyebabkan sungai meluap minggu lalu, membanjiri kota dan memaksa puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka.

Peralatan yang rusak dan perabotan yang basah kuyup menumpuk di jalan-jalan dan di luar rumah saat penduduk dan sukarelawan melanjutkan pembersihan besar-besaran.

 "Saya marah. Tidak ada bantuan dari pemerintah... Kami membutuhkan uang tunai untuk membangun kembali kehidupan kami," kata Asniyati Ismail, yang tinggal di kawasan Shah Alam, ibu kota negara bagian Selangor.

Baca Juga: Waspada Rob Akibat La Nina, Daerah Potensi Banjir Meningkat

"Ada lumpur di mana-mana, semuanya hancur," katanya saat kedua anaknya membantunya membersihkan.

Gundukan sampah yang tertinggal setelah banjir juga memicu kekhawatiran akan wabah penyakit. Selangor, yang mengelilingi ibu kota Malaysia Kuala Lumpur, adalah negara bagian yang paling parah dilanda banjir.

Banyak orang di Shah Alam terdampar di rumah mereka tanpa makanan selama berhari-hari, sebelum dievakuasi dengan kapal dalam operasi penyelamatan yang kacau.

"Pemerintah sangat lamban dalam misi penyelamatan," kata warga Kartik Rao. "Dan sekarang mereka lambat dalam operasi pembersihan. Bahkan setelah tujuh hari, sampah di lingkungan ini belum dibersihkan."

Kawitha Maratha, 39, dan keempat anaknya diselamatkan dengan perahu setelah air banjir naik dengan cepat ke lantai dua rumah mereka di Shah Alam. Suaminya meninggal. “Banjir telah menghancurkan hidup kami,” katanya.

Baca Juga: Inisiatif Warga Jalan Imam Bonjol Bontang, Tutup Akses Karena Banjir Dianggap Merugikan

Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob telah mengakui kelemahan dalam respons banjir, tapi menjanjikan perbaikan di masa depan.

Malaysia dilanda banjir setiap tahun selama musim hujan, dari November hingga Februari, tapi bulan ini adalah yang terburuk sejak 2014.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI