Uskup Agung Myanmar Dikecam setelah Potong Kue dengan Pemimpin Junta Militer

Sabtu, 25 Desember 2021 | 18:20 WIB
Uskup Agung Myanmar Dikecam setelah Potong Kue dengan Pemimpin Junta Militer
Uskup agung Myanmar potong kue dengan pemimpin junta. (Twitter/@The_Melvis)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Foto-foto uskup agung Katolik Myanmar, Kardinal Charles Bo, dengan kepala junta militer Min Aung Hlaing memicu kemarahan setelah berfoto potong kue dalam suasana Natal.

Menyadur Wion News Sabtu (25/12/2021), media yang didukung pemerintah, Global New Light of Myanmar melaporkan Kardinal Charles Bo bertemu dengan kepala junta pada Kamis untuk mendengarkan lagu-lagu Natal.

Pertemuan itu juga membicarakan urusan damai dan kesejahteraan di negara itu. Dalam salah satu foto yang dipublikasikan, mereka terlihat duduk bersama di depan pohon Natal.

Foto lain menunjukkan keduanya memotong kue, sementara di salah satu foto, Min Aung Hlaing terlihat menyerahkan donasi sebesar USD 11.200.

Baca Juga: Myanmar: Disiksa Sampai Mati, Pembunuhan Massal 40 Laki-laki oleh Militer

Foto-foto itu membuat marah warga pro-demokrasi dan pengguna media sosial yang protes pemerintah sipil Aung San Suu Kyi digulingkan oleh junta militer.

Sebagai akibatnya, lebih dari 1.300 orang tewas setelah Junta menentang protes dengan tindakan brutal. Ratusan terluka, ribuan ditangkap dan tidak ada kepastian bagaimana nasib para tahanan.

Seorang warganet mengecam foto-foto itu dan menyebut uskup tak mewakili orang Katolik. Untuk informasi, Bo ditahbiskan menjadi Kardinal oleh Paus Fransiskus pada tahun 2015.

"Ketika gereja-gereja Kristen dibakar, bahkan dia [Bo] menerima untuk bertemu dengannya [Min Aung Hlaing]."

"Orang tidak boleh pergi dan berdoa di tempat dia tinggal. Ini tidak mewakili orang Katolik. Mengapa kamu memotong kue dengan pembunuh seperti itu?" tulis yang lain.

Baca Juga: Perwakilan PBB Ajak Masyarakat Internasional Blokir Sumber Pendapatan Militer Myanmar

Myanmar kacau sejak militer menggulingkan pemerintah Aung San Suu Kyi, tahun ini pada Februari.

Milisi anti-kudeta bermunculan di seluruh negeri untuk melawan junta, dengan beberapa pertempuran paling berdarah terjadi di daerah mayoritas Kristen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI