Iran Terima Sistem Barter Teh yang Ditawarkan Sri Lanka untuk Bayar Utang Minyak

Jum'at, 24 Desember 2021 | 20:49 WIB
Iran Terima Sistem Barter Teh yang Ditawarkan Sri Lanka untuk Bayar Utang Minyak
Ilustrasi kesepakatan utang luar negeri. (pixabay/jarmoluk)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Iran menyetujui sistem barter teh Ceylon yang ditawarkan Sri Lanka untuk membayar utang minyak senilai USD 251 juta (Rp 3,56 triliun).

Menyadur RFERL Jumat (24/12/2021), Iran melalaui Kepala Organisasi Promosi Perdagangan, Alireza Peyman-Pak sudah menyetujui kesepakatan itu.

"Dalam negosiasi baru-baru ini, kami mencapai kesepakatan tertulis untuk mengganti utang dan bunga Iran dalam bentuk pengiriman bulanan teh yang diproduksi di Sri Lanka."

Media Iran melaporkan, Peyman-Pak mencapai kesepakatan di mana Sri Lanka akan mengekspor teh ke Iran setiap bulan "untuk melunasi utang USD 251 juta untuk minyak Iran yang dipasok ke Sri Lanka sembilan tahun lalu."

Baca Juga: Ya Ampun! Rela Barter Mobil Demi Tanaman Hias, Ternyata Satu Batang Dihargai Rp32 Juta

Sri Lanka, sebuah negara kepulauan berpenduduk sekitar 22 juta orang, sebelumnya dikenal sebagai enghasil teh Ceylon.

Suasana sebuah kebun teh [Shutterstock]
Suasana sebuah kebun teh [Shutterstock]

Peyman-Pak mengatakan kesepakatan itu akan menyelamatkan Iran dari keharusan menggunakan mata uang keras yang langka untuk membayar impor produk yang dikonsumsi secara luas.

Iran telah terpukul keras sejak Amerika Serikat menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran 2015 dan mulai menerapkan kembali sanksi keuangan yang melumpuhkan terhadap Teheran.

Menteri Perkebunan Sri Lanka Ramesh Pathirana menekankan bahwa pengaturan itu tidak akan melanggar sanksi internasional karena teh tidak masuk dalam kategori bahan makanan.

Bank-bank Iran yang telah masuk daftar hitam di bawah sanksi AS tidak akan terlibat dalam transaksi tersebut, tambahnya.

Baca Juga: Wow! Warga Sragen Bernama Eko Ini Rela Barter Mobil dengan Tanaman Hias

Sri Lanka juga mengalami krisis keuangan dengan kurangnya mata uang asing yang masuk.

Cadangan nasional menurun menjadi hanya USD 1,6 miliar dan membuat pemerintah kesulitan memenuhi pembayaran untuk impor minyak dan makanan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI