2. Perkara yang kedua dibantah oleh Al Quran:
"Ketika Maryam a.s mengendong Nabi Isa a.s, tidak ada makanan karena terlahir di tepian kota, sehingga Allah swt memerintahkannya untuk menggoncang pangkal pohon kurma, sehingga gugurlah buah kurma tersebut dari dahan-dahannya, dan buah kurma ini ada pada musim panas yang jatuh di bulan Juli-Agustus. Ketika Nabi Isa lahir, kambing-kambing sedang dikembalakan di padang rumput, sedangkan pada bulan 12 (Desember) rumput tidak ada yang tumbuh, tapi bulan itu adalah bulan turunnya salju. Maka 25 Desember bukanlah hari kelahiran Nabi Isa a.s, tapi hari raya yang diadakan untuk merayakan dewa mitra (Dewa Matahari). Hari ini diambil oleh kaisar konstantin dari konstantinopel."
Allah swt berfirman:
"Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu."
3. Perkara yang ketiga juga dibantah dengan firman Allah SWT:
Dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.
Dari penjelasan di atas kita juga dapat memahami bahwa perkara ini bukan perkara toleransi atau tidak, akan tetapi masalah aqidah seorang mukmin.
Demikian hukum mengucapkan selamat Natal dalam Al Quran.
Baca Juga: Tak Ada Penyekatan, Begini Skema Pengamanan Libur Nataru di Jawa Barat