Warga Keluhkan Antrean di Bandara Malah Dihukum, LaporCovid-19: Pemerintah Represif!

Rabu, 22 Desember 2021 | 17:45 WIB
Warga Keluhkan Antrean di Bandara Malah Dihukum, LaporCovid-19: Pemerintah Represif!
Ilustrasi tangkapan layar penumpang di Bandara Soetta terlantar lantaran antrean untuk karantina sangat lama, Senin (20/12/2021). [IST]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Koalisi Masyarakat Sipil untuk Keadilan Kesehatan Masyarakat meminta pemerintah tidak antikritik yang dilemparkan oleh masyarakat. Itu dimintanya setelah masyarakat yang mengeluh terjadi penumpukan antrean karantina di Bandara Soekarno Hatta, beberapa waktu lalu yang malah mendapatkan hukum.

Relawan LaporCovid-19, Amanda Tan mengatakan kalau warga yang menyampaikan keluhan dan merekam kejadian tersebut malah ditempatkan antreannya di paling akhir untuk menuju lokasi karantina. Alih-alih menampungnya sebagai masukan, keluhan masyarakat itu malah dianggap sebagai gangguan.

"Penghukuman ini membuktikan pemerintah antikritik, represif, dan tidak mengutamakan kesehatan masyarakat," kata Amanda dalam keterangan tertulisnya, Rabu (22/12/2021).

Selain itu, Amanda juga melihat pemerintah malah justru meminta warga yang tidak mampu untuk memilih karantina berbayar sehingga tidak terjadi penumpang. Hal tersebut berbanding terbalik dengan pejabat pemerintah yang mendapatkan keistimewaan sehingga memperoleh dispensasi waktu serta lokasi karantina.

Dengan kondisi tersebut, Koalisi Masyarakat Sipil untuk Keadilan Kesehatan Masyarakat meminta segala bentuk anti kritik yang dilakukan pemerintah saat warga tengah menyampaikan laporan.

"Kami mendesak pemerintah untuk menghentikan segala bentuk aksi represif dan anti-kritik terhadap warga yang menyampaikan laporan maupun keluhan atas buruknya tata laksana penanganan pandemi dan melakukan perbaikan sebagai bentuk melibatkan partisipasi warga dalam memperbaiki sistem penanganan pandemi."

Sebelumnya, Dansatgas Covid Udara Bandara Soetta, Kolonel Agus Listiyono, menjelaskan peristiwa yang terjadi Sabtu (18/12/2021).

Dirinya menuturkan, penumpukan itu terjadi karena bus yang mengangkut penumpang menuju Wisma Atlet, Pademangan, Jakarta Utara tertahan.

"Karena bus damri yang memuat tertahan di Wisma Pademangan dan Pasar Rumput. Di wisma Pademangan tertahan 20 bus sedangkan di pasar rumput 12," kata Agus saat dikonfirmasi, Senin (20/12/2021).

Baca Juga: Mengkhawatirkan, Menhub Sebut 4.000 Orang ke Luar Negeri dari Bandara Soetta

"Kan kalau diantar ke wisma enggak serta merta dilepas gitu aja kan, pasti ada verifikasi dan segala macamnya. Itu pademangan juga di lockdown karena ada yang terpapar virus omicron," tambahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI