Kasus Bunuh Diri oleh Ibu Rumah Tangga di India Semakin Banyak, Mengapa?

Rabu, 22 Desember 2021 | 16:33 WIB
Kasus Bunuh Diri oleh Ibu Rumah Tangga di India Semakin Banyak, Mengapa?
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Meningkatnya kasus bunuh diri di kalangan ibu rumah tangga melukiskan suramnya kondisi kesehatan mental perempuan di India. Pandemi corona ikut memperparah masalah.

April 2020, dua perempuan di negara bagian Madhya Pradesh kehilangan anggota keluarganya akibat pandemi virus corona. Mereka lalu memutuskan bunuh diri. Merasa hancur atas kematian ibunya, salah satu perempuan itu mengakhiri hidup dengan melompat dari ketinggian apartemennya di sebuah kota industri di Distrik Raisen.

Sementara di Kota Dewas, sekitar 200 kilometer jauhnya dari Madya Predesh, seorang perempuan lain mengakhiri hidupnya pada hari yang sama setelah tiga anggota keluarganya meninggal karena COVID-19 dalam waktu seminggu.

"Kedua perempuan ini sudah menikah. Mereka sudah menderita penyakit depresi yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati. Pandemi telah memperburuk kondisi mereka," kata seorang pekerja sosial dari Jeevan Suicide Prevention Helpline kepada DW. Bunuh diri setiap 25 menit sekali Ini bukan satu-satunya insiden bunuh diri di India.

Jumlah ibu rumah tangga yang bunuh diri di negara itu tengah meningkat. Data pemerintah yang baru-baru ini dirilis oleh Biro Catatan Kriminalitas Nasional (NCRB) menunjukkan bahwa 22.372 ibu rumah tangga pada tahun lalu telah memutuskan untuk mengakhiri hidup mereka.

Ini berarti rata-rata ada 61 kejadian bunuh diri setiap harinya atau satu setiap 25 menit. Ibu rumah tangga menyumbang 14,6% dari total 153.052 kasus bunuh diri yang tercatat di negara Asia Selatan ini pada tahun 2020.

Sementara dari jumlah itu, lebih dari 50% adalah perempuan. Secara global India juga melaporkan jumlah bunuh diri tertinggi, dengan seperempat kasus bunuh diri global dilakukan oleh laki-laki India. Sedangkan perempuan India menyumbang 36% dari semua kasus bunuh diri global pada kelompok usia 15-39 tahun.

COVID-19 memperburuk masalah

Pengamat dan kelompok hak-hak perempuan mengungkapkan sejumlah alasan tingginya bunuh diri di kalangan ibu rumah tangga seperti kekerasan dalam rumah tangga, pernikahan dini dan perubahan status menjadi ibu, serta kurangnya kebebasan ekonomi.

Baca Juga: Keluarga Minta Polisi Ungkap Kasus Kematian Siswi SMA Blitar yang Bunuh Diri di Sekolah

Situasi ini diperburuk oleh pandemi virus corona dan kebijakan lockdown untuk mencegah penyebarannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI