Suara.com - Anggota DPR RI Fadli Zon baru-baru ini diketahui melakukan perang cuitan dengan staf ahli Menkominfo Profesor Henry Subiakto.
Buntut dari perang cuitan tersebut, Fadli Bahkan disebut sebagai teroris di gedung DPR oleh salah seorang warganet yang berkomentar di cuitan Prof. Henry Subiakto.
Oleh sebab itu Fadli lewat sebuah cuitan di akun Twitternya memperingatkan warganet tersebut untuk tak bicara sembarangan. Fadli bahkan menyebut akan meminta kuasa hukumnya untuk memperlajari pernyataan tersebut.
Ia pun meminta informasi dari warganet lain soal identitas orang yang menyebutnya teroris itu.
Baca Juga: Polisi Ungkap Peran Dua Terduga Teroris Ditangkap di Bangka Belitung
"Nanti saya minta lawyer mempelajari pernyataan orang tersebut. Agar tak seenaknya menuduh. Kalau ada yang kenal yang bersangkutan boleh share," tulis Fadli Zon dalam cuitannya, seperti dikutip Suara.com, Rabu (22/12/2021).
Sebelumnya, muncul cuitan Henry Subiakto yang menyebut bahwa Fadli Zon berlagak anti terhadap pemerintah.
"Orang ini lupa partainya itu bagian dr partai Pemerintah, tapi dia berlagak anti pemerintah. Bahkan jadi haters. Harusnya dia yg belajar lagi, minimal belajar etika politik. Biar memahami fatsun politik," tulis Henry Subiakto di akun Twitternya.
Cuitan tersebut dikomentari oleh seorang warganet yang menyinggung soal teroris di gedung DPR.
"Salah satu Teroris yg bersemayam di Gedung Wakil Rakyat," tulis warganet dengan akun @/trisnowidibagus.
Baca Juga: Hadiri Pertemuan Parlemen OKI, DPR Soroti Ragam Masalah Dunia Islam
Cuitan tersebut akhirnya dibaca oleh Fadli Zon setelah dicolek oleh warganet lain.
"Wah colek Bang @/fadlizon, sampai ada tuduhan teroris ini gimana Bang?" ujar warganet tersebut.
Diketahui bahwa Fadli Zon dan Henry Subiakto saling berbalas sindiran lewat cuitan di Twitter. Hal itu bermula dari pernyataan Henry Subiakto yang berniat mundur dari jabatan di pemerintahan pada tahun depan. Henry juga mengaku rindu dengan dunia kampus.
Hal itu lantas ditanggapi dingin oleh Fadli Zon. Fadli menyebut hal itu sebagai keputusan yang tepat. Ia bahkan meminta Henry Subiakto untuk kuliah lagi.