Bikin Sirkuit Berbentuk Kuda Lumping, Ini Alasan Formula E Digelar di Ancol

Rabu, 22 Desember 2021 | 12:26 WIB
Bikin Sirkuit Berbentuk Kuda Lumping, Ini Alasan Formula E Digelar di Ancol
Lintasan atau sirkuit balap Formula E yang berada di Ancol, Jakarta Utara dan bernama Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC). ANTARA/Abdu Faisal.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepanitiaan Formula E telah mengumumkan kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, sebagai lokasi ajang balap mobil listrik itu. Rencananya, sirkuit akan dibentuk menyerupai kuda lumping.

Ketua Organizing Committee Formula E Jakarta 2022, Ahmad Sahroni, mengatakan penentuan Ancol sebagai lokasi balapan karena sejumlah pertimbangan. Kawasan rekreasi itu dianggap sudah sesuai dengan kriteria yang ada.

"Adapun beberapa hal yang menjadi pertimbangan kami adalah venue yang ikonik, yang khas Jakarta, namun juga sesuai dengan standar FEO dan FIA. Selain itu, pertimbangan lainnya adalah tidak mengganggu fasilitas umum," ujar Sahroni di Kawasan Ancol Jakarta Utara, Rabu (22/12/2021).

Selain itu jika Ancol dipakai untuk balapan, maka tidaka akan mengganggu fasilitas umum. Beda halnya dengan opsi sebelumnya seperti Gelora Bung Karno, Jalan Sudirman, dan Monumen Nasional (Monas).

Baca Juga: Wagub DKI Berharap Tak Terjadi Banjir Rob saat Formula E di Ancol

"Seperti kita ketahui, jika diadakan di area Gelora Bung Karno maupun Sudirman, maka dibutuhkan penutupan selama beberapa hari, dan hal itu tentunya tidak memungkinkan. Begitu juga di Monas,” jelas Sahroni.

Sahroni mengatakan pengerjaan sirkuit akan segera dimulai dalam waktu dekat dan ditargetkan rampung pada April 2022 mendatang. Lintasan akan dibuat sesuai dengan spesifikasi dari FEO dan FIA.

“Track E-Prix adalah track jalan raya, jadi spesifikasinya mirip jalan raya. Lokasi pembuatan track sudah relatif padat dan rata, sehingga pengerjaan track akan dapat dilakukan dengan cepat," ucap Sahroni.

Ilustrasi Formula E. (unsplash.com//Fabrizio Russo)
Ilustrasi Formula E. (unsplash.com//Fabrizio Russo)

"Selanjutnya untuk paddock, stage dan grandstand sifatnya semi permanen sehingga hanya perlu satu bulan saja untuk bongkar pasang," tambahnya menjelaskan.

Wakil Ketua Komisi III DPR RI ini menyatakan pembuatan sirkuit tidak akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Semua pendanaan berasal dari sponsor yang berpartisipasi.

Baca Juga: Lintasan Mirip Kuda Lumping, Ini Nama Resmi Sirkuit Formula E Jakarta 2022

"Yang perlu ditegaskan juga bahwa dalam pembangunan ini tidak ada dana APBD maupun PMD yang digunakan. Jadi semuanya hanya dari Jakpro dan sponsor, dengan track yang permanen sehingga dapat digunakan untuk berbagai event autosport sepanjang tahun,” pungkasnya.

Saat konferensi pers soal pengumuman lokasi Formula E, gambar lintasan yang ditampilkan disebut seperti kuda lumping. Dua ujung tikungan disebut mirip kepala dan ekor kuda lumping.

Direktur Utama PT Jakarta Propertindo, Widi Amanasto, menyebut ada maksud tersendiri dari bentuk sirkuit kuda lumping itu. Namun, sampai akhir acara, hal itu tak juga kunjung dijelaskan.

"Gambar sirkuitnya bisa dilihat seperti apa? kuda lumping. Seperti apa filosofi kuda lumping," pungkas Widi.

Sebelum Ancol terpilih, ada empat opsi lintasan lainnya, yakni JIExpo Kemayoran, Jalan Sudirman, Jakarta International Stadium (JIS), dan Pantai Indah Kapuk. JIExpo juga sempat menjadi salah satu dari dua pilihan terakhir bersama Ancol.

Dalam perjalanannya, Formula E menemui beragam kontroversi. Acara ini dinilai hanya menghamburkan uang di tengah pandemi Covid-19 oleh sejumlah pihak.

Apalagi setelah diketahui Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI telah menggelontorkan uang Rp 560 miliar untuk uang komitmen atau commitment fee.

Bahkan, Fraksi PDIP dan PSI DPRD DKI mengajukan hak interpelasi untuk memanggil Gubernur Anies Baswedan. Namun, kubu pendukung Anies di legislatif tidak mau mengikutinya.

Hingga akhirnya, Anies menggandeng Ikatan Motor Indonesia (IMI) sebagai Organizing Commitee atau panitia pelaksana. Sekjen IMI, Ahmad Sahroni yang juga Wakil Ketua Komisi III DPR RI dipilih menjadi Ketua Panitia. Lalu Ketua IMI, Bambang Soesatyo sekaligus Ketua MPR RI menjadi Ketua Dewan Pengarah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI