Suara.com - Polisi menangkap empat terduga pelaku penyerangan terhadap pegawai ekspedisi Anteraja di Duren Sawit, Jakarta Timur. Keempat orang yang diamankan itu merupakan karyawan kantor penyalur tenaga kerja.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Ahsanul Muqqafi mengatakan, keempat pelaku kini tengah diperiksa.
"Kita periksa ada empat orang, dari penyalur tenaga kerja," kata Ahsanul kepada wartawan, Rabu (22/12/2021).
Ahsanul menyebutkan, keempatnya belum ditetapkan sebagai tersangka. Sebab, penyidik masih mendalami kasus tersebut.
Baca Juga: Viral Video Penyerangan Kantor Anteraja, Polisi: Itu Serangan Balik
"Belum (tersangka) kan kita baru pemeriksaan awal. Baru introgasi dulu emang dua orang itu ada di video yang viral itu," katanya.
Diberitakan sebelumnya, video aksi penyerangan dan pemukulan di kantor ekspedisi Anteraja viral di media sosial setelah diunggah akun Instagram @merekamjakarta.
"Aksi pengeroyokan terjadi di dalam kantor perusahaan ekspedisi Anteraja di kawasan ruko Jalan Pondok Kelapa Raya, Duren Sawit, Jakarta Timur pada Selasa (21/12/2021) sekitar pukul 11.00 WIB," tulisnya.
Dalam video berdurasi 1 menit 34 detik, terekam sekolompok pria memukuli dua orang yang diduga kurir Anteraja.
Namun yang terlihat jelas, salah satu korban yang mengenakan baju merah dilempari helm kemudian dipukul secara membabi buta. Bahkan diinjak berkali-kali di bagian kepala dan pundak.
Baca Juga: Penyerangan Kantor Ekspedisi Anteraja Diduga karena Salah Paham
Tindakan kekerasan itu dilakukan secara bergantian oleh sekolompok pria yang datang. Sementara korban lainnya juga dipukuli, namun tidak terlihat secara jelas dalam rekaman video.
Belakangan terungkap peristiwa ini merupakan bentuk serangan balik yang dilakukan oleh karyawan kantor penyalur tenaga kerja. Sebab, mereka mengku awalnya mendapat serangan dari pegawai Anteraja.
"Yang pertama dipukul sebenarnya menurut keterangan saksi yang ada di situ, dua sekuriti kantor tenaga kerja dipukul," kata Ahsanul saat dihubungi, Selasa (21/12) kemarin.
"Jadi setelah melakukan pemukulan itu ada penyerangan (balik), jadi yang viral di media sosial itu (serangan balik dari perusahaan tenaga kerja). Jadi faktanya sama-sama mukul," imbuhnya.