“Tangismu, tangisku. Ceriamu, ceriaku. Saatnya bangkit menatap masa depan,” bunyi tulisan dalam baliho Puan.
Seorang warga Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Ahmad Samiludin mengaku kecewa. Menurut dia, uang yang dipakai untuk membuat baliho itu lebih baik dialokasikan untuk membantu para pengungsi.
“Jujur kalau itu ndak pantas karena orang lagi berduka. Kalau mau bagi-bagi bantuan saja, jangan baliho,” kata dia.
Ahmad mengaku sudah melihat baliho Puan banyak terpasang sejak Senin hari ini 20 Desember. Ia menduga baliho dipasang sejak malam sebelum Puan datang ke lokasi.
“Baru pagi tadi saya tahu, kayaknya dipasang malam tadi. Saya enggak tahu siapa yang masang,” kata Ahmad.
Ahmad menyebut jumlah baliho Puan yang terpasang cukup banyak. Di sepanjang jalan dari Kantor Kecamatan Candipuro sampai menuju Balaidesa Sumberwuluh baliho itu berderet tiap 30 meter.
“Setiap 30 meter ada baliho, dari kecamatan sampai balai desa saya waktu lewat mungkin sampai ratusan jumlahnya,” ucap dia.
![Sejumlah baliho bermuatan foto Puan Maharani di area pengungsian Gunung Semeru, Selasa (21/12/2021).[Twitter]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/12/21/44321-sejumlah-baliho-bermuatan-foto-puan-maharani-di-area-pengungsian-gunung-semeru-selasa-21122021.jpg)
Relawan yang bertugas di wilayah terdampak erupsi Gunung Semeru, Christian Joshua Pale juga mengomentari baliho-baliho tersebut. Christian menyebut baliho-baliho bergambar Puan terpasang persis di depan posko relawan dan pengungsi di Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro.
“Persis banget di daerah posko pengungsian Penanggal,” kata Christian, Senin (20/12/2021) dikutip Terkini.id--jaringan Suara.com.
Baca Juga: Puan Tak Belajar Empati, Pakai Politik ala Cowboy Tebar Baliho di Area Terdampak Erupsi
Menurutnya, pemasangan baliho ini menyakitkan hati penduduk setempat. Sebab, baliho terpasang, tetapi kader PDIP tidak terlihat di wilayah yang terisolir.