Suara.com - Gelaran Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) disebut mirip dengan Muktamar partai politik. Pemilihan Ketua Umum PBNU dianggap lebih semarak dan dinamis daripada pemilihan ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sekalipun.
"Kalau mau jujur pertarungan Ketua Umum PBNU saat ini, jauh lebih semarak dan lebih dinamis ketimbang ketua umum PKB sekalipun," kata Pengamat Politik UIN Syarief Hidayatullah, Adi Prayitno saat dikomfirmasi jelang Muktamar ke-34 NU, Selasa (21/12/2021).
Adi mengatakan, Muktamar NU sangat mirip dengan Muktamar yang dilaksanakan partai-partai politik dengan ideologi islam.
"Karena pemilihnya itu preferensinya bukan alim tidak alim atau punya ilmu mendalam tentang agama ataupun tidak tapi soal untung rugi yang menyangkut masa depan posisi mereka di kepengurusan struktural NU dan tentu saja posisi mereka yang sangat minat untuk terjun di politik," tuturnya.
Baca Juga: Beredar Sprinlidik Palsu KPK Terkait Muktamar NU, Firli: Mas Karyoto Tolong Dilacak
Menurutnya suka atau pun tidak suka NU memiliki posisi tawar politik yang kuat di berbagai level. Untuk itu, ia menyebut Muktamar NU kali ini dianggap lebih seru.
"Makanya kecenderungan Muktamar NU sekarang ini kok lebih ramai lebih semarak dan lebih seru dibandingkan pemilihan ketua umum PKB sekalipun," tandasnya.
Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-34 dijadwalkan pada 22-23 Desember 2021 di Lampung.
Dua kandidat yang diperkirakan berkompetisi yakni Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dan Ketua Umum PBNU saat ini KH Said Aqil Siroj.
Muktamar NU diperkirakan diikuti sebanyak 2.295 peserta berasal dari 34 PWNU (102 orang), 521 PCNU (1.563 orang), 31 PCINU (93 orang), 14 badan otonom (42 orang), dan 18 lembaga (54 orang) di tingkat pusat.
Baca Juga: Benarkah KPK Pantau Muktamar ke-34 NU? Ini Penjelasan Jubir KPK
Selain itu, ditambah pula utusan PBNU dari unsur syuriyah (32 orang), mustasyar (15 orang), a'wan (20 orang), dan tanfidziyah (38 orang) ditambah jumlah panitia sebanyak 336 orang.