Korban Tewas Akibat Angin Topan Rai di Filipina Bertambah, Tembus 375 Orang

Selasa, 21 Desember 2021 | 11:20 WIB
Korban Tewas Akibat Angin Topan Rai di Filipina Bertambah, Tembus 375 Orang
Penampakan rumah warga hancur diterjang Topan Rai di Filipina pada Sabtu (18/12/2021) waktu setempat. (Foto: AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Korban tewas akibat angin topan terkuat yang melanda Filipina tahun ini melonjak hingga 375 orang, di tengah terjadinya krisis air minum dan makanan.

Menyadur The Guardian Selasa (21/12/2021), Kepolisian Nasional Filipina mengungkapkan jika selain korban tewas, angin topan itu juga melukai sekitar 500 orang.

Lebih dari 380.000 orang meninggalkan rumah dan resor mereka saat angin topan Rai menghantam negara tersebut pada hari Kamis (16/12/2021).

Salah satu pulau paling parah terkena dampaknya adalah Bohol, yang terkenal dengan pantai Chocolate Hills dan primata tarsius kecil.

Baca Juga: Dapat Kado Spesial dari Calon Presiden Filipina, Maria Ozawa Utarakan Janji Manis Ini

Gubernur provinsi Arthur Yap mengungkapkan melalui akun Facebook-nya jika setidaknya 94 orang tewas akibat angin topan Rai di pulau Bohol.

Palang Merah Filipina juga melaporkan adanya banyak korban di daerah pesisir setelah angin topan Rai memporak-porandakan rumah, rumah sakit, dan sekolah.

Angin topan itu merobek atap rumah, menumbangkan pohon, tiang listrik beton, menghancurkan rumah-rumah kayu, memusnahkan tanaman dan memicu banjir.

"Situasi kami sangat putus asa," kata Ferry Asuncion, seorang pedagang kaki lima di kota Surigao yang juga hancur dilanda badai.

"Warga sangat membutuhkan air minum dan makanan," katanya.

Baca Juga: Terungkap! Kiper Filipina di Liga Inggris Nyaris Mati karena Covid-19

Ribuan personel militer, polisi, penjaga pantai, dan pemadam kebakaran dikerahkan untuk mendistribusikan makanan, air, dan pasokan medis. Petugas juga mengerahkan alat berat untuk membersihkan jalan.

Presiden Rodrigo Duterte berjanji untuk mencari bantuan senilai dua miliar peso (Rp 574,7 miliar). Tetapi beberapa menyatakan frustrasi atas tanggapan pemerintah.

"Tidak ada yang muncul, saya tidak tahu di mana politisi dan (pemilihan) kandidat berada," kata Levi Lisondra, seorang penduduk di Surigao, di ujung utara Mindanao.

"Kami membayar pajak besar ketika kami bekerja dan sekarang mereka tidak dapat membantu kami," ujarnya.

Banyak rumah kayu di kota pesisir Ubay rata dengan tanah dan perahu nelayan hancur akibat diterjang angin, yang membuat nelayan tidak bisa melaut untuk mencari ikan.

"Tidak ada air lagi, kami kekurangan air, pada hari pertama sudah ada penjarahan di lingkungan kami," kata pemilik resor Siargao Marja O’Donnell kepada CNN Filipina.

Polisi melaporkan 167 kematian di wilayah Caraga, yang meliputi Dinagat, Siargao dan bagian timur laut Mindanao.

Sedikitnya 14 orang tewas di Kepulauan Dinagat, petugas informasi provinsi Jeffrey Crisostomo mengatakan kepada ABS-CBN. Ia juga menambahkan jika daerah itu telah rata dengan tanah.

Bencana topan Rai melanda Filipina di akhir musim angin topan di Filipina, antara Juli dan Oktober. Para ilmuwan telah lama memperingatkan bahwa topan bisa lebih kuat dan cepat ketika dunia menjadi lebih hangat karena perubahan iklim.

Filipina, yang masuk dalam daftar negara paling rentan terhadap dampak perubahan iklim, dilanda rata-rata 20 angin topan setiap tahun.

Pada tahun 2013, Filipina dilanda angin topan Haiyan yang menyebabkan lebih dari 7.300 orang tewas dan hilang. Korban tewas dari topan Rai diperkirakan tidak akan mendekati angka itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI