Suara.com - Kekalahan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dalam Pemilihan Presiden 2019 tidak menyurutkan dukungan publik terhadapnya untuk kembali bertarung di Pilpres 2024.
Berdasarkan hasil survei lembaga Charta Politika Indonesia, Sandiaga Uno menjadi sosok yang paling banyak dipilih oleh publik untuk menjadi Wakil Presiden (Wapres).
Mereka diberikan pertanyaan "Jika pemilihan presiden-wakil presiden diadakan sekarang, siapa yang akan Bapak/Ibu/Saudara pilih sebagai wakil presiden di antara nama-nama berikut ini?".
"Pada kategori calon wakil presiden, pilihan responden tertinggi adalah pada nama Sandiaga Uno," kata Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya saat memaparkan hasil survei melalui Zoom, Senin (20/12/2021).
Baca Juga: Survei Charta Politika: Polri Jadi Lembaga Hukum yang Dianggap Baik Kinerjanya, Kenapa?
Dalam survei cawapres tersebut, Sandiaga dipilih oleh 27,7 persen responden. Unggul 10 persen dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang mendapat dukungan 17,4 persen.
Kemudian ada nama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang menyabet perhatian sebanyak 9,1 persen responden.
Di bawahnya terdapat nama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mendapatkan pilihan dari 9,0 persen responden.
Selanjutnya, terdapat nama Ketua DPR RI Puan Maharani (4,7 persen), Susi Pudjiastuti (3,3 persen), Gatot Nurmantyo (3,0 persen), Erick Thohir (2,6 persen), Andika Perkasa (2,2 persen).
Lalu ada juga nama Airlangga Hartarto (1,8 persen), Bima Arya Sugiarto (0,6 persen), Luhut Binsar Pandjaitan (0,2 persen), Moeldoko (0,1 persen), Anis Matta (0,1 persen).
Baca Juga: Sempat Anjlok, Kepuasan Publik Terhadap Kinerja Jokowi-Ma'ruf Kini Capai 70 Persen
Sementara sebanyak 18,4 persen memilih untuk tidak tahu atau tidak menjawab.
Survei digelar pada 29 November-6 Desember 2021. Sebanyak 1.200 orang mengikuti survei tersebut sebagai responden.
Metode wawancara yang dilakukan ialah secara tatap muka. Sementara untuk mencari hasil survei dilakukan dengan metode pemilihan sampel secara acak.
Ambang batas kesalahan pada survei mencapai 2,83 persen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.