Suara.com - Lembaga Charta Politika Indonesia mencoba untuk melihat pilihan publik terkait 10 nama tokoh dengan partai politik yang akan dipilihnya pada Pemilihan Presiden 2024. Untuk PDI Perjuangan misalnya, mayoritas pendukung partai itu lebih memilih Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya mengungkapkan kalau hasil itu bukan suara dari kader partai politik. Akan tetapi hasil tersebut berasal dari pelaksanaan survei dengan melibatkan 1.200 responden.
Pada survei itu, responden sempat ditanyakan akan memilih partai politik mana apabila pemilihan legislatif digelar pada hari ini. Sebanyak 24,9 persen responden memilih PDIP.
Kemudian 24,9 persen responden tersebut ditanyakan kembali mau memilih tokoh mana apabila pemilihan presiden diadakan sekarang.
Baca Juga: Catat! Ganjar Pranowo Target 2 Juta Anak Jateng Divaksin
Dari jumlah responden tersebut, terlihat sebanyak 59,9 persen yang memilih PDIP menentukan pilihannya kepada Ganjar Pranowo. Kemudian sebanyak 16,1 persen memilih Prabowo Subianto.
Dari hasil tersebut terlihat kalau pemilih PDIP lebih cenderung memilih 'lawan'nya ketimbang kader partai berlambang tersebut.
"Masih menjadi pekerjaan rumah buat mbak Puan karena baru 4 persen menyatakan akan memilih Puan," kata Yunarto saat memaparkan hasil survei melalui Zoom, Senin (20/12/2021).
"Perlu adanya menjadi kajian bagaimana kemudian kesesuaian antara pilihan pemilih atau konstituen dari partai itu dengan pilihan yang dilakukan para elit," sambungnya.
Temuan itu berbanding terbalik dengan pendukung Partai Gerindra misalnya. Sebanyak 67,1 persen responden pemilih Gerindra menjatuhkan pilihannya kepada Prabowo selaku ketua umumnya.
Baca Juga: Survei Charta Politika: Ganjar, Prabowo, Anies Jadi Pilihan Publik di Pilpres 2024
Sementara 16,2 persen responden yang mendukung Gerindra memilih Anies Baswedan. Dua tokoh tersebut merebut angka responden yang cukup tinggi ketimbang nama tokoh lainnya.
Survei digelar pada 29 November hingga 6 Desember 2021. Sebanyak 1.200 orang mengikuti survei tersebut sebagai responden.
Metode wawancara yang dilakukan ialah secara tatap muka. Sementara untuk mencari hasil survei dilakukan dengan metode pemilihan sampel secara acak.
Ambang batas kesalahan pada survei mencapai 2,83 persen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.