Mensos Yakin Gotong Royong Mampu Atasi Masalah Seberat dan Sesulit Apapun

Minggu, 19 Desember 2021 | 16:44 WIB
Mensos Yakin Gotong Royong Mampu Atasi Masalah Seberat dan Sesulit Apapun
Menteri Sosial, Tri Rismaharini. (Dok: Kemensos)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini menghadiri acara puncak Bulan Bakti Kesetiakawanan Sosial (BBKS) di Lapangan Gelora Muntok, Bangka Barat. Dalam sambutannya, Risma menekankan peran penting kesetiakawanan dan kegotongroyongan sebagai modal penting mengatasi kesulitan dan keterbatasan.

Risma percaya, anggaran tidak selalu menyelesaikan semua masalah. Dia mencontohkan bagaimana ia membangun Kota Surabaya dari awal yang penuh dengan keterbatasan.

"Saya jadi walikota, itu Surabaya anggarannya sangat terbatas. Padahal banyak sekali permasalahan di Surabaya yang membutuhkan penanganan," kata Risma saat menyampaikan sambutan pada acara tersebut (19/12/2021).

Hadir dalam kegiatan ini, para pejabat Eselon l Kemensos, Staf Khusus Mensos, Tenaga Ahli Mensos, Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman, Bupati Bangka Barat Sukirman, Wakil Bupati Bong Ming Ming dan jajaran Forkompimda Bangka Barat.

Baca Juga: Oktria, Anak Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan Pemilik Suara Emas

Dalam kesempatan itu, Risma menagatakan, untuk membangun Surabaya ia memilih untuk tidak mengandalkan anggaran.

"Ya karena anggaran Kota Surabaya memang serba terbatas waktu itu,” katanya.

Oleh karena itu, Risma lebih memilih menggerakkan potensi masyarakat dengan gotong royong. Dalam perjalanan selanjutnya, terbukti banyak permasalahan bisa diatasi.

Misalnya, bagaimana ia mencari solusi mengatasi volume sampah Surabaya yang terus meningkat. Saat itu ia menggencarkan sosialisasi dan edukasi pengolahan sampah kepada masyarakat. Pada awalnya, pemerintah memberikan contoh kepada masyarakat bagaimana menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.

Kemudian pemerintah mengedukasi pengolahan sampah menjadi kompos oleh masyarakat dengan mendirikan rumah kompos. "Strategi ini, secara bertahap bisa menunjukkan hasil. Pelan-pelan sampah yang biasa dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) volumenya berkurang. Dari sebelumnya 6000 ton menjadi 3000 ton. Saat saya tinggal tidak lebih dari 1000 ton," katanya.

Baca Juga: Jelang Peringatan HKSN 2021, Mensos: Tugas Kita Menolong dan Mencari Solusi

Pemenuhan kebutuhan sayur mayur awalnya juga menjadi permasalahan masyarakat. Karena Surabaya memang tidak memiliki lahan tersisa sehingga harus mencukupi kebutuhan sayuran dari daerah lain.

"Dengan menggerakkan potensi masyarakat, kini setiap rumah menanam sayuran. Jadi kalau ada kelangkaan cabe, warga Surabaya sudah punya cabe di rumah," kata Risma.

Kesetiakawanan sosial dan gotong royong juga menjadi solusi dari permasalahan krusial Kota Surabaya lainnya, yakni masalah banjir dan penanggulangan pandemi Covid-19.

Menurut Risma, Kota Surabaya memiliki pompa air, tapi tidak bisa dioperasikan karena tidak ada bahan bakar.

"Mendengar pernyataan saya, warga Surabaya secara sukarela menyumbang bahan bakar. Akhirnya pompa bisa beroperasi dan banjir bisa diatasi," katanya.

Pandemi juga membangkitkan masyarakat menyumbang apa saja untuk membantu sesama.

"Ada anak 13 tahun. Dia punya usaha jual beli pulsa. Dia datang menyumbangkan APD. Itu atas kerelaan dia sendiri," kata dia.

Oleh karena itu, Risma mengajak unsur pemerintah daerah di Bangka Barat dan Provinsi Bangka Belitung serta semua elemen masyarakat, untuk memperkuat kesetiakawanan sosial dan gotong royong.

"Seberat dan sesulit apapun, bisa kita atasi dengan memperkuat kesetiakawanan sosial dan gotong royong," katanya.

Usai memberikan sambutan, Risma didampingi Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati Bangka Barat, mengunjungi stand pameran yang menampilkan hasil usaha kecil dan menengah. Risma juga menyapa anak-anak yang bersiap disuntik vaksin.

Kegiatan puncak BBKS merupakan rangkaian dari kegiatan Risma di Bangka Barat hari ini. Pagi hari, Risma meninjau dan meresmikan pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) di Kampung Tanjung Laut.

Dari lapangan Gelora Muntok, Risma bergerak menuju Bukit Menumbing lokasi bersejarah pengasingan Bung Karno.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI