Suara.com - Sebanyak 10 warga Desa Suka Mukti, Mesuji, Sumatera Selatan, yang memperjuangkan hak tanah atas sengketa dengan PT Treekreasi Marga Mulya (TMM) ditangkap pihak kepolisian pada Kamis (16/12/2021) malam. Namun keberadaan mereka belum diketahui hingga saat ini.
Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Palembang Juardan Gultom mengatakan kalau pihaknya kesulitan untuk menemui 10 warga tersebut. Pasalnya mereka tidak tahu ke mana 10 warga itu dibawa oleh pihak kepolisian.
"Adapun keberadaan sekitar 10 lebih warga yang ditahan tersebut hingga kini tidak jelas," kata Juardan dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Jumat (17/12/2021).
LBH Palembang juga sempat mendatangi Polda Sumsel untuk mencari 10 warga tersebut. Namun pihak kepolisian di sana juga tidak memberikan info kepada mereka.
"Kami telah mendatangi Polda Sumsel, namun Kepolisian tidak memberikan informasi apapun," ujarnya.
Juardan menyayangkan atas sikap dari aparat tersebut. Menurutnya apa yang dilakukan pihak kepolisian itu hanya untuk menghalangi 10 warga tersebut untuk memperoleh bantuan hukum.
"Jelas ini merupakan penghalang-halangan terhadap akses bantuan hukum.”
Sebelumnya 30 orang warga Suka Mukti sengaja membangun tenda di area lahan sengketa sebagai bentuk perjuangan atas hak tanahnya. Mereka sudah memiliki sertifikatnya namun dicabut oleh BPN Kanwil Sumatera Selatan dengan alasan tumpang tindih dengan izin HGU PT TMM.
Kuasa hukum warga, Pius Situmorang, menceritakan kalau ratusan aparat itu datang Kamis (16/12/2021) sekitar pukul 19.30 WIB. Warga tidak melakukan perlawanan dan mengikuti perintah aparat yang hendak melakukan pemeriksaan.
Baca Juga: Pengukuran Batas Tanah di Kompleks Grand City Balikpapan Dilakukan, Akibat Sengketa?
Warga yang ditangkap di antaranya bernama Abu Saery, Diman, Gusnawan, Muslih, Macan, dan Amat Macan.