Dilarang Tertawa saat Krisis Pangan, Rakyat Korea Utara Semakin Menderita

Jum'at, 17 Desember 2021 | 16:52 WIB
Dilarang Tertawa saat Krisis Pangan, Rakyat Korea Utara Semakin Menderita
Seorang perempuan di Korea Utara sedang menuntun sepeda sembari berbicara di ponsel. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Korea Utara melarang warganya untuk tertawa, berbelanja, dan minum (alkohol) mulai hari Jumat dan seterusnya sebagai bagian dari 11 hari berkabung pada peringatan 10 tahun kematian Kim Jong-il.

Menyadur Live Mint Jumat (17/12/2021) sumber di Korea Utara yang membocorkan pada Radio Free Asia mengatakan masa berkabung ini sangat ketat.

"Jika ada anggota keluarga yang meninggal selama masa berkabung, Anda tidak boleh menangis dengan keras dan jenazahnya harus dikeluarkan setelah selesai."

"Orang-orang bahkan tidak dapat merayakan ulang tahun mereka sendiri selama masa berkabung.”

Baca Juga: Ngeri! Selama Satu Dekade Korea Utara Dikabarkan Mengeksekusi 7 Warga karena Nonton K-Pop

Setiap tahun sejak kematian ayahnya, Kim memberikan penghormatan pada peringatan ayahnya di sebuah makam di mana tubuh Kim Jong Il bersama Kim Il Sung.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengadakan pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Capella Hotel, Sentosa Island, Singapura, Selasa (12/6).
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengadakan pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Capella Hotel, Sentosa Island, Singapura, Selasa (12/6).

Kim Jong Un juga mengadakan pertemuan nasional untuk menghormati ayahnya selama beberapa peringatan tonggak sejarah sebelumnya seperti yang pertama dan kelima.

Tahun ini, masa berkabung diperpanjang menjadi 11 hari karena ini adalah peringatan 10 tahun kematian. Umumnya, periode berkabung 10 hari diamati setiap tahun.

"Pemimpin besar dan kamerad Kim Jong Il selalu bersama kami ... dan dia adalah suryong abadi dan matahari juche (kemandirian) partai dan revolusi kami," tulis Rodong Sinmun.

Tanpa menyebutkan kesulitan saat ini, surat kabar itu mengatakan bahwa “Kita harus melakukan segala upaya untuk meningkatkan persatuan satu pikiran kita … dengan berdiri bersatu di belakang rekan Kim Jong Un yang dihormati.”

Baca Juga: Kim Yong Ju, Adik Pendiri Korea Utara Meninggal di Usia 100 Tahun

Korea Utara belum menunjukkan tanda-tanda kestabilan politik, terutama setelah pengetatan yang kejam selama pandemi dan diplomasi dengan Amerika yang alot. Negara ini juga sedang mengalami krisis pangan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI