Suara.com - Rumah sakit Inggris, khususnya di London sedang berjuang mempertahankan jumlah staf karena sebagian besar harus dikarantina karena COVID-19.
Menyadur Swiss Info Jumat (17/12/2021), varian Omicron yang sangat menular sedang menjadi perhatian besar mereka karena angka kasusnya melonjak secara drastis.
Pada hari Rabu, Inggris mencatat jumlah kasus virus corona harian tertinggi sejak awal pandemi, dengan 78.610 infeksi COVID-19.
"Masalah akut sebenarnya berkaitan dengan staf," Katherine Henderson, konsultan darurat di London dan Presiden Royal College of Emergency Medicine, kepada BBC Radio.
Baca Juga: Dampak Lonjakan Covid-19, Lima Pertandingan Liga Inggris Ditunda
"Bahkan jika kami belum melihat peningkatan besar dalam rawat inap, kami sudah melihat efeknya pada staf yng tidak bisa mengisi shift dengan benar dan aman."
"Jadi kami khawatir tentang bahaya pasien yang akan terjadi karena kami tidak memiliki staf," ujar Henderson sambil mengatakan London sangat terpukul.
Selanjutnya, ia mengatakan ada sekitar 10 persen tenaga kesehatan yang sedang tak bertugas. "Kami melihat mungkin sekitar 10% staf, yaitu dokter dan perawat, yang harus off."
Sementara itu, Inggris sudah melaporkan satu orang meninggal setelah positif mengidap varian Omicron. Ini sekaligus menjadi kasus kematian pertama yang dilaporkan secara resmi kepada dunia.
Inggris tidak memberikan keterangan apakah orang tersebut sudah divaksinasi atau memiliki penyakit berat sebelumnya, hanya menyebutkan meninggal di rumah sakit.
Baca Juga: Kasus Varian Omicron Melonjak, Empat Pertandingan Liga Inggris Ditunda