Suara.com - Epidemiolog Dicky Budiman dari Griffith University Australia, menduga kasus varian baru virus corona, B.1.1.529 atau omicron di Indonesia sudah lebih dari satu orang. Pasalnya, kasus pertama yang diumumkan tidak memiliki riwayat perjalanan luar negeri.
Sejauh ini, Kementerian Kesehatan baru mengumumkan satu orang yang positif terpapar omicron. Pasien tersebut merupakan petugas kebersihan di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet.
"Kalau ini sudah dideteksi pada pekerja di hotel karantina, berarti besar kemungkinan yang menjalani karantina itu ada lebih dari satu yang sudah terpapar," ujar Dicky saat dihubungi, Jumat (17/12/2021).
Tak hanya itu, faktor lainnya adalah organisasi kesehatan dunia (WHO) sudah menyatakan varian Omicron lebih menular daripada varian Delta. Bahkan virus itu mengurangi kemanjuran vaksin, meski gejalanya tidak terlalu parah.
Baca Juga: Wagub DKI Sebut Pasien Pertama Omicron di Indonesia Bukan Warga Jakarta
Data terakhir penelitian dari Hong Kong juga menyebutkan varian Omicron berkembang biak 70 kali lebih cepat daripada varian Delta di saluran pernapasan manusia (bronkus).
"Data terakhir menunjukkan potensi penularannya itu luar biasa jauh lebih cepat dari Delta. Dalam artian, dia 70 kali kemampuan replikasinya di saluran napas daripada Delta," tuturnya.
Karena itu, ia menyarankan Pemerintah agar segera melakukan pemeriksaan secara menyeluruh kepada semua warga di Wisma Atlet. Tujuannya agar bisa mendeteksi secara cepat jika memang ada yg tertular Omicron.
"Jangan menunggu lama. Semua disuspend dulu, dikarantina dan diperiksa PCR. Sebab, yang saya khawatirkan adalah pekerja ini bolak-balik ke rumahnya dan ini yang akan lebih sulit," pungkasnya.
Baca Juga: Wagub DKI: Omicron Masuk Jakarta Melalui WNA