Suara.com - Survei mengenai elektabilitas partai politik jelang hajatan pemilihan umum di tahun 2024 nanti semakin gencar dilakukan oleh berbagai lembaga.
Banyak faktor yang mempengaruhi naik turunnya elektabilitas sebuah parpol, termasuk dinamika yang sedang dialami oleh sebuah parpol. Hal itulah yang dialami oleh Partai Demokrat yang elektabilitasnya menurun berdasarkan hasil survei.
Melansir Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com drama perpecahan di tubuh Partai Demokrat semakin reda. Upaya kubu KLB Deli Serdang untuk mengambil alih kepemimpinan partai berkali-kali menemukan jalan buntu. Terbukti bahwa tidak ada intervensi dari pemerintah sebagaimana diperlihatkan dari adanya sosok Moeldoko.
Dukungan publik kepada Demokrat tidak lagi sebesar pada awal konflik. Temuan survei Voxpopuli Research Center menunjukkan elektabilitas Demokrat melorot ke papan tengah, sebesar 5,0 persen.
Baca Juga: PDIP Sebut Usulan PSI Bentuk Pansus Usut Sumur Resapan di DKI Tak Berguna, Ini Alasannya
Sementara itu terdapat Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang trennya stabil dan beberapa partai baru yang mulai merangkak naik.
"Konflik internal reda, Demokrat kembali ke papan tengah dalam peringkat elektabilitas partai politik, sejajar dengan PSI yang stabil," ungkap Direktur Komunikasi Voxpopuli Research Center Achmad Subadja dalam keterangan tertulis kepada pers di Jakarta, Kamis (16/12/2021).
Achmad menilai, besarnya dukungan publik muncul ketika terjadi upaya pengambilalihan Demokrat. Selama ini Demokrat memposisikan diri sebagai partai oposisi yang gencar melontarkan kritik terhadap pemerintahan Presiden Jokowi.
Di sisi lain, partai-partai pendukung Jokowi masih tetap unggul. PDIP meraih peringkat pertama dengan elektabilitas 16,3 persen, disusul Gerindra (12,7 persen), PKB (8,5 persen), dan Golkar (8,0 persen). Partai oposisi lainnya juga tetap di papan tengah, yaitu PKS (5,3 persen).
Selanjutnya ada PSI (5,1 persen), Nasdem (4,5 persen), dan PPP (2,2 persen) yang notabene merupakan partai-partai pendukung pemerintah.
Baca Juga: Ingin Pimpin Poros Baru di Pilpres 2024, PKB Ajak PPP dan PAN Bergabung
"Kubu oposisi harus mengambil strategi baru jika ingin mendongkrak elektabilitas," lanjut Achmad.
Dengan waktu tersisa 2,5 tahun menuju Pemilu 2024, Demokrat harus bekerja lebih keras lagi agar bisa meraih simpati dan dukungan publik.
Tantangan juga datang dari bermunculannya partai-partai politik baru yang elektabilitasnya mulai merangkak bahkan mampu menggeser posisi partai lama, di antaranya Gelora (1,4 persen) dan Ummat (1,2 persen), yang mengungguli PAN (1,1 persen).
"Hingga saat ini belum ada tanda-tanda reshuffle untuk mengakomodasi PAN dalam pemerintahan," ucap Achmad.
Untuk papan bawah ada Perindo (0,6 persen), Hanura (0,5 persen), Berkarya (0,3 persen), PBB (0,2 persen), dan PKPI (0,1 persen).
Sedangkan Garuda dan Masyumi Reborn nihil, sisanya partai-partai lainnya (0,9 persen) dan tidak tahu/tidak jawab (26,1 persen).
Survei Voxpopuli Research Center dilakukan pada 1-10 Desember 2021, kepada 1.200 responden yang dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling) mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Margin of error survei sebesar ±2,9 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.