Omicron Masuk Indonesia, Apa Selanjutnya yang Mesti Dilakukan?

Siswanto Suara.Com
Kamis, 16 Desember 2021 | 17:02 WIB
Omicron Masuk Indonesia, Apa Selanjutnya yang Mesti Dilakukan?
Ilustrasi virus corona varian Omicron (Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Virus corona varian Omicron pertamakali terdeteksi di Afrika Selatan. Virus menjalar dengan cepat ke negeri-negeri lain melalui perantara warga yang melakukan perjalanan lintas kawasan.

Kini mikrob itu sudah tercatat menerjang  ke lebih dari 60 negara, tak terkecuali Indonesia yang hari ini diumumkan pemerintah. Seorang petugas kebersihan Rumah Sakit Wisma Atlet Jakarta terkonfirmasi positif Omicron. Sedangkan lima orang lagi masih berstatus tersangka.

Sejumlah pihak galau akan dampaknya, terutama mereka yang bergerak di bidang ekonomi. Pemerintah Indonesia tak ingin apa yang sekarang terjadi di Eropa juga terjadi di Tanah Air. Semua warga diajak untuk sama-sama waspada, walaupun tak ada jaminan mampu melewati pandemi dengan mudah. Epidemiolog menyebut situasi sekarang “sangat serius.”

Pada 8 Desember 2021, N, seorang petugas kebersihan Wisma Atlet Jakarta dan dua orang lainnya mengikuti tes PCR rutin.

Baca Juga: Varian Omicron Masuk Indonesia, Jokowi Minta Prokes Jangan Kendor Sampai Situasi Mereda

Wisma Atlet terletak di Kemayoran, Jakarta Pusat. Dulu, kompleks ini tempat tinggal para atlet. Tetapi semenjak pandemi corona dipakai untuk merawat ribuan pasien.

Ternyata hasil PCR terhadap N dan dua orang menggambarkan mereka terkonfirmasi positif virus corona.

Lalu petugas mengirimkan sampel ketiga orang tadi ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan. Sampel diteliti dengan metode whole genome sequencing pada 10 Desember 2021 untuk memastikan varian corona.

Hasil pengurutan keseluruhan genome keluar pada 15 Desember 2021.

Yang mengumumkan hasilnya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sendiri dalam sebuah konferensi pers yang diselenggarakan pada Kamis (16/12/2021).

Baca Juga: Muncul Omicron di RSD Wisma Atlet, Jokowi Larang Para Menteri Bepergian ke Luar Negeri

"Kementerian Kesehatan tadi malam telah mendeteksi ada seorang pasien inisial N terkonfirmasi Omicron (dua pasien lainnya tak terdeteksi varian Omicron).”

Data-data itu sudah mendapat konfirmasi dari lembaga independen internasional GISAID.

Kasus yang ditemukan pada N menjadi kasus pertama di Indonesia.

N kemudian menjalani karantina di Wisma Atlet. Demikian pula dua orang lainnya.

Seperti yang sudah publik ketahui tentang varian Omicron, selama ini N  tidak menunjukkan keluhan gejala demam dan batuk. Itu ciri khas orang yang tertular varian Omicron.

Tiga hari kemudian, N serta dua orang itu menjalani tes PCR lagi dan dinyatakan negatif corona. Perkembangan yang menggembirakan.

Kendati pasien pertama sudah dinyatakan negatif, sejumlah tetap menyimpan kekhawatiran.

Apalagi, dari siapa N tertular sampai sekarang belum ketahuan.  N tidak memiliki riwayat bepergian keluar negeri. Selama ini, dia tinggal di Wisma Atlet.

“Tetapi kita belajar dari Hong Kong memang terjadi juga seperti itu, jadi karena dia (kasus di Hong Kong) melayani pasien sehingga akibatnya dia tertular," kata Budi.

Selain kasus N, Indonesia masih punya  lima kasus probable Omicron atau orang yang masuk kategori tersangka varian Omicron. Kelima kasus sekarang masih diselidiki Balitbangkes Kementerian Kesehatan.

Dua kasus terjadi pada warga negara Indonesia yang baru pulang dari Amerika Serikat dan Inggris. Mereka sudah dikarantina di Wisma Atlet sekarang.

Tiga kasus probable Omicron lainnya yaitu warga negara China yang datang ke Manado. Mereka sekarang sudah dikarantina di daerah itu.

"Sekali lagi, lima orang ini masih sifatnya probable karena baru dites PCR dengan marker khusus dan sampel PCR nya yang positif dari lima kasus probable ini sudah dikirimkan ke Balitbangkes dan sedang kita run tes genome sequencing, dalam tiga hari ke depan kita bisa konfirmasi apakah benar ini Omicron atau tidak," kata Budi.

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menduga varian Omicron di Indonesia lebih dari satu kasus.

"Ini sudah dideteksi para pekerja di Wisma Atlet, berarti besar kemungkinan yang menjalani karantina itu sudah lebih dari satu yang sudah terpapar karena potensi penularannya luar biasa lebih cepat dari Delta atau 70 kali kemampuan replikasi di saluran pernafasan dari pada delta," kata Dicky kepada jurnalis Suara.com.

Itu sebabnya, satuan tugas harus benar-benar melakukan tracing terhadap tiap-tiap kontak erat dengan N.

"Akan jauh lebih benar lagi kalau yang satu lantai dengan pasien itu diperiksa semuanya PCR-nya, tidak hanya satu lantai, petugas ini kontak dengan siapa saja harus ditracing, semua dikarantina dulu yang kontak itu dan diperiksa," kata Dicky.

N dikhawatirkan melakukan aktivitas di luar Wisma Atlet, terutama keluarganya.

Tunda liburan ke keluar negeri

Jika tidak benar-benar mendesak, sebaiknya tunda dulu bepergian ke luar negeri. Imbauan pemerintah ini demi mengantisipasi varian Omicron tidak semakin banyak yang lolos ke Indonesia ketika mereka pulang dari negara lain.

"Kurangi perjalanan ke luar negeri yang tidak penting, penyebaran omicron ini terbukti sangat cepat, di Inggris yang tadinya naik ratusan per hari, sekarang sudah 70 ribu per hari, lebih tinggi dari puncak kasus Indonesia," kata Budi.

Bagi yang ingin liburan sebaiknya liburan di dalam negeri saja. Itu pun harus disiplin menerapkan 5 M: memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas. 

Yang terpenting lagi, kata Budi, segera dapatkan vaksinasi di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat agar terlindungi dari ancaman Covid-19.

"Jadi tolong liburan ini spend waktunya di dalam negeri, tidak perlu ke luar negeri, Indonesia negara yang jauh lebih aman dibandingkan banyak negara lain di luar, kita jaga keluarga, tetangga, seluruh rakyat Indonesia dengan mengurangi perjalanan di dalam negeri kalau tidak perlu, kita jalan-jalan saja di dalam negeri.”

Mengagetkan pelaku pasar

Varian Omicron masuk Indonesia menjadi perhatian serius para pelaku pasar dalam negeri.

Direktur PT. TRFX Garuda Berjangka Ibrahim, misalnya. Dia sejak awal mencermati perkembangan penyebaran Omicron global.

Setelah mengetahui ada Omicron yang lolos ke Indonesia, dia berkata  "ini yang ditakutkan oleh pemerintah maupun oleh pelaku pasar sehingga itu berdampak pada indeks saham gabungan yang saat ini beralih yang tadinya menghijau menjadi merah."

Meskipun baru satu orang yang terinfeksi varian Omicron, kata Ibrahim, “ini mengindikasikan Indonesia harus berhati-hati dengan Omicron karena Omicron ini penyebarannya 70 kali lebih cepat dibandingkan varian Delta yang hanya 24 jam."

Pengaruhnya terhadap pasar Indonesia ada, akan tetapi menurut analisis Ibrahim, hanya bersifat sementara.

Sebab, penanganan penyebaran corona di Indonesia di mata pelaku pasar sudah baik dan pemerintah proaktif melaksanakan vaksinasi massal.

"Ini yang akan mendorong rupiah dan IHSG mengalami penguatan nantinya," katanya.

Yang diwanti-wanti Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ialah jangan sampai dampak varian Omicron seperti gelombang varian Delta.

"Sekarang ada varian baru Omicron yang masih kita tidak ketahui bagaimana ini berdampak, apakah sama serius dan merusak dari varian Delta atau jauh lebih ringan dari varian Delta," kata Sri Mulyani dalam webinar bertajuk World Bank Indonesia Economic Prospects Reports.

Tapi dia optimistis dengan langkah-langkah yang diambil pemerintah.

"Namun demikian, itu tidak berarti bahwa anda selesai. Presiden Jokowi selalu mengingatkan bahwa Covid-19 masih ada," katanya.

Kunci untuk menangani pandemi selain vaksinasi massal cakupannya diperluas, juga peningkatan kesadaran masyarakat untuk disiplin protokol kesehatan.

"Saya kira ini salah satu kunci, kita bisa terus menjaga dan mengendalikan covid, sementara di sisi lain kita juga bisa menormalkan atau meningkatkan kegiatan ekonomi," katanya.

Legislator yakin langkah pemerintah

Senada dengan Sri Mulyani, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad meyakini langkah pemerintah dalam menangani terjangan corona dan varian barunya.

"Saya rasa pemerintah akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan setelah mendapat kabar ini. Dan kita menunggu kabar secepatnya dari pemerintah, langkah apa yang akan dilakukan oleh pemerintah dan kita akan ikuti," kata Dasco menanggapi pertanyaan jurnalis tentang pentingnya menaikkan lagi level PPKM.

"Namun terlebih dari apakah itu Omicron atau bukan mari kita mengimbau kepada masyarakat untuk sama-sama tetap memperketat prokes, termasuk yang arus dari luar maupun dari dalam negeri."

Wakil Presiden Maruf Amin mengimbau semua warga Indonesia untuk tetap waspada. Dia tak ingin apa yang belakangan ini terjadi di negara-negara Eropa, India, Singapura, terjadi di Tanah Air.

Kepada semua kepala daerah juga diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan “pencegahannya jangan sampai masuk ke daerah-daerah antisipasi. Kita tidak ingin seperti Delta lagi, vaksinasi terus disegerakkan."

Diimbau jangan khawatir

Walaupun varian Omicron sudah lolos ke Indonesia, masyarakat diimbau jangan khawatir secara berlebihan.

Pemerintah akan melakukan segala upaya untuk melawan penyebaran corona dan varian barunya.

Tapi tapi pemerintah juga membutuhkan bantuan masyarakat untuk tetap menerapkan disiplin menjalankan protokol kesehatan di manapun berada.

"Tidak usah khawatir, tidak usah panik, tetap hidup seperti biasa, yang paling penting adalah jaga kewaspadaan, protokol kesehatan jangan kendor, jangan kurang disiplinnya, terutama untuk memakai masker dan menjaga jarak, pastikan jangan terlalu berkerumun di acara dengan banyak orang," kata Budi.

Ancaman serius

Setelah varian Emicron muncul di Indonesia, epidemiolog Dicky Budiman mengingatkan "kita perlu sangat serius, ini situasi dan ancamannya sangat serius, ini bisa melebihi delta, saya ingatkan itu."

Pencegahan penyebaran varian Omicron, kata Dicky, "tindak lanjutnya tidak serta merta harus PPKM level 3 atau masifkan PCR, tidak seperti itu. Kita sudah ada dalam putusan yang relatif benar. Ttinggal meningkatkan konsistensi dan kedisiplinannya (5M)."

Pemerintah diharapkan memperkuat tracing secara benar terhadap semua kontak erat. Ini menjadi kewajiban pemerintah dalam skema 3T (testing, tracing, dan treatment).

Pemerintah dan Satgas Covid-19 diingatkan untuk bersikap tegas menerapkan karantina mandiri bagi tiap-tiap warga Indonesia maupun warga asing yang baru masuk Indonesia.

"Perlu peningkatan disiplin dalam pelaksanaan karantina. Jangan beri perlakuan istimewa karantina mandiri. Virus Covid-19 tidak bedakan jabatan dan status sosial," ujar pengamat penerbangan Alvin Lie.

Alvin Lie berkata demikian karena pemberian dispensasi karantina kepada kalangan "terhormat" justru mengubah Covid-19 menjadi stigma sosial. Perlakuan itu seolah-olah menunjukkan hanya orang yang "tidak terhormat" yang terpapar corona.

"Namun itu menimbulkan bahaya, karena kemudian pasien Covid-19 akan berusaha menyembunyikan aib tersebut," ucap dia. 

Kembali pada kasus N di Wisma Atlet Jakarta. Relawan LaporCovid-19 Andika Ramadhan menyebutnya sebagai "kebobolan."

Dia mengatakan kebobolan kasus karena N bukan seorang pelaku perjalanan lintas negara dan itu berarti "ini kecolongan tertular dari orang luar negeri yang baru datang."

Kasus ini, menurut Andhika, sekaligus menunjukkan lemahnya performa pemeriksaan varian dengan metode whole genome sequencing yang dilakukan Kementerian Kesehatan.

"Jadi genome sequencingnya tidak berjalan dengan baik, kalau dengan baik harusnya kasus pertama itu si pelaku perjalanan dari luar negeri tersebut. Ini lagi-lagi tamparan keras soal genom sequencing dan karantina untuk pelaku perjalanan dari luar negeri."

Senada dengan Dicky, Andhika khawatir, "bisa jadi sudah menyebar ya, kalau dari keterangan menkes tadi juga ada lima orang yang probable, jadi bisa jadi sudah lebih dari satu orang yang kena Omicron, bisa lebih banyak." [rangkuman laporan Suara.com]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI