Suara.com - Seorang pria bernama EV di Kelurahan Kabor, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, meninggal dunia diduga karena panik saat gempa bumi magnitudo 7,4 di Laut Flores pada Selasa (14/12) lalu.
Keluarga korban bernama Ida saat dihubungi Antara dari Kupang, Rabu (15/12/2021), mengatakan bahwa saat ini korban sudah di rumah duka untuk didoakan oleh keluarga sebelum dimakamkan.
"Saat ini keluarga sedang berkumpul di rumah duka, dan kepergiannya kemungkinan karena panik," katanya.
Ida menceritakan bahwa meninggalnya EV itu berawal dari saat korban bersama anak-anaknya menunggu kedatangan istrinya yang sedang berada di sekolah.
Baca Juga: Intensitas Gempa Menurun, BMKG Imbau Warga Kabupaten Sikka Kembali ke Rumah
Ketika sedang menunggu kedatangan istrinya, kemudian gempa terjadi, korban dan anak-anaknya kemudian panik. Apalagi di tengah kepanikan ia melihat banyak warga yang berlarian keluar dari rumah untuk menyelamatkan diri.
"Korban saat kejadian tetap bertahan di rumah sambil menunggu istrinya. Anak-anaknya sudah keluar rumah menyelamatkan diri," tambah dia.
Tak berselang lama, istri korban pun tiba, dan korban langsung membonceng sepeda motor menuju ke Nelle daerah yang aman dari tsunami.
"Tetapi kira-kira 20 meter, korban kemudian memberhentikan kendaraannya, lalu tiba-tiba jatuh pingsan, hingga dilarikan ke RS Kewapante," ceritanya.
Ia sempat meminta pertolongan kepada warga yang lain, tetapi tidak mengindahkan karena semuanya panik dan berlarian menyelamatkan diri. "Tetapi kemudian ada satu mobil yang kami tahan dan akhirnya mau mengantarkan korban ke RS TC Hillers," tutur dia.
Baca Juga: Gempa Magnitudo 7,4 di NTT Rusak 346 Rumah, 770 Warga Mengungsi
Tetapi, ujar dia, saat tiba di TC Hillers semua perawat dan pasien keluar dari dalam RS tersebut sehingga langsung diputuskan dilarikan ke RS Kewapante. Sore nanti korban rencananya segera dimakamkan.