Suara.com - Sopir truk bernama Rogel Aguilera-Mederos divonis 110 tahun penjara karena menyebabkan kecelakaan beruntun di Interstate 70 yang menewaskan empat orang di dekat Colorado Mills Mall pada 2019.
Menyadur Denver Rabu (15/12/2021) ketika Aguilera-Mederos memasuki ruang sidang, ibu dan pendukungnya menangis. Pengacara mengatakan kliennya yang berasal dari Kuba tak memiliki catatan kriminal sebelumnya.
Apa yang terjadi pada 25 April 2019 digambarkan oleh kuasa hukum dan orang lain sebagai tragedi.
Empat orang tewas ketika truk yang dikendarai Aguilera-Mederos kehilangan rem saat keluar dari pegunungan, melewati jalan truk yang kabur, dan membelok ke lalu lintas yang berhenti di dekat pintu keluar Colorado Mills menuju ke timur di Interstate 70.
Baca Juga: Ayah Ungkap Kondisi Gaga Muhammad, yang Dipenjara Akibat Bikin Laura Anna Lumpuh
Aguilera-Mederos divonis pada Oktober atas lebih dari 20 dakwaan, termasuk empat dakwaan pembunuhan kendaraan.
Kathleen Harrison dan putrinya, anggota keluarga Doyle Harrison yang merupakan salah satu korban bicara pada hakim bahwa pengampunan tidak berarti membiarkan pengemudi yang dihukum lolos.
Dengan air mata mengalir, sopir truk itu berbicara di pengadilan. “Saya mohon ampun. Saya berharap semua rasa sakit yang tulus pergi dari hati kita semua.”
Aguilera-Mederos mempertahankan hanya ada sedikit yang bisa dia lakukan setelah kehilangan rem saat keluar dari pegunungan di mana dia tidak memiliki pengalaman, tapi video menunjukkan dia melewati jalan yang bisa dia gunakan.
Anggota keluarga dan teman-teman Aguilera-Mederos mengatakan kepada hakim bahwa mereka juga mengemudikan truk dan kehilangan rem bukanlah kesalahannya dan bahwa dia adalah pria muda yang baik dengan istri dan anak.
Baca Juga: Nikita Mirzani Sindir Keras Rachel Vennya Gegara Tak Dipenjara
Hakim mengatakan dia tidak marah pada terdakwa, tapi harus menghukumnya di bawah pedoman yang ditetapkan oleh hukum.
“Saya menerima dan menghormati apa yang dikatakan terdakwa tentang kurangnya niatnya untuk menyakiti orang, tapi dia membuat serangkaian keputusan yang mengerikan, keputusan yang sembrono.”