Suara.com - Keluarga mantan Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (TransJakarta), Almarhum Sardjono Jhony Tjitrokusumo buka suara soal tudingan direksi Sardjono sempat menonton tari perut atau belly dance saat rapat. Apa yang disampaikan oleh Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Adi Kurnia dianggap fitnah belaka.
Juru bicara keluarga Jhony, Tjahyadi mengatakan kejadian sebenarnya tidak seperti apa yang disampaikan dalam rapat Komisi B. Namun, ia membenarkan memang ada pertemuan yang dimaksud oleh Adi Kurnia.
"Peristiwa yang disebut oleh oknum anggota DPRD tersebut terjadi hampir dua tahun yang lalu. Bertempat di Turki Restoran, Kemang Jakarta Selatan," ujar Tjahyadi, Rabu (15/12/2021).
Saat itu, memang Sardjono menggelar rapat kerja direksi yang dihadiri juga oleh perwakilan pengurus serikat pekerja. Pertemuan digelar dengan tujuan menyampaikan visi misi Jhony yang baru menjabat sebagai Dirut baru saat itu.
Baca Juga: Video Direksi TransJakarta Diduga Rapat Sambil Nonton Tari Perut, Ikut Joget hingga Ketawa
"Pemilihan tempat di luar kantor dan di luar jam kerja adalah agar rapat berlangsung dengan lebih rileks dengan maksud tidak ada kecanggungan para pejabat untuk menyampaikan masukannya," tambahnya.
Namun, ternyata saat pertemuan, pihak restoran menyediakan suguhan pertunjukan belly dance untuk semua pengunjung, tidak hanya direksi TransJakarta. Jhony pun tidak mengetahuinya saat melakukan reservasi.
"Si penari ini tidak masuk lebih dari setengah meter dari pintu, di mana bapak-bapak ini rapat atau berdiskusi mengenai visi misi perusahaan. Terlihat juga beliau membelakangi dan tidak terpengaruh oleh apa yang dilakukan penari tersebut," katanya.
Terlihat dalam video, memang Jhony membelakangi penari tersebut. Para peserta rapat juga tidak terlalu menghiraukan akan kehadiran penari itu karena memang tak ada hubungannya dengan rapat.
"Sehingga sangat tidak layak dan patut jika hal tersebut diberitakan seolah-olah ditonton oleh peserta rapat," jelasnya.
Baca Juga: DPRD DKI Singgung Dirut TransJakarta, Erupsi Gunung Semeru
Karena itu, keluarga meminta agar Adi Kurnia dan si pembuaf video segera menyampaikan permintaan maaf dalam waktu 2x24 jam untuk membersihkan nama baik Almarhum Jhony.
Selanjutnya, secara tegas pihak keluarga Jhony menuntut agar Adi Kurnia dan orang yang membuat video bisa meminta maaf untuk membersihkan nama baik Almarhum Jhony.
Tjahyadi mengungkapkan, bahkan berita yang beredar tentang video sudah melukai dan berdampak langsung pada psikologi keluarga almarhum Jhony.
"Dalam waktu 2x24 jam saya minta secara gentleman dan khususnya buat pak Adi Kurnia tolong Anda datang langsung ke kontrakannya almarhum," ucapnya.
"Sekiranya hal tersebut (permintaan maaf) tidak dilakukan maka kami akan mengambil langkah hukum dan langkah-langkah lainnya yang kami anggap perlu."