Suara.com - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengataskan setidaknya satu orang meninggal di Inggris setelah positif mengidap varian Omicron.
Laporan ini sekaligus menjadi kasus kematian pertama yang dilaporkan kepada dunia terkait varian Omicron.
Kematian karena varian Omicron mungkin sudah terjadi di negara lain, tapi baru Inggris yang melaporkannya secara publik.
Inggris tidak memberikan keterangan apakah orang tersebut sudah divaksinasi atau memiliki penyakit berat sebelumnya, hanya menyebutkan meninggal di rumah sakit.
"Paling sedikit satu orang dikonfirmasi meninggal karena Omicron," kata PM Johnson kepada wartawan di sebuah pusat vaksinasi di London.
"Jadi saya kira kita harus mengesampingkan pendapat jika varian ini lebih ringan dan mengakui betapa cepatnya varian ini menular," ujarnya.
Menteri Kesehatan inggris, Sajid Javid, mengatakan kasus positif karena varian Omicron sekarang sudah mencapai 44 persen di ibu kota London.
Ia juga mengatakan dalam waktu 48 jam Omicron akan menjadi varian dominan dalam kasus positif COVID-19.
Menurutnya tingkat penularan varian Omicron diperkirakan mencapai 200 ribu orang sehari.
Baca Juga: Negara-negara Eropa Percepat Vaksinasi COVID-19 untuk Anak Demi Tangkal Varian Omicron
Sebelum pengumuman adanya kematian karena Omicron, Inggris melaporkan adanya 10 orang yang dirawat di sejumlah rumah sakit dan mereka mengidap Omicron.