Suara.com - Sidang lanjutan kasus Unlawful Killing Laskar FPI yang sedianya berlangsung hari ini, Selasa (14/12/2021) batal digelar. Alasannya, majelis hakim yang memimpin jalannya persidangan tengah cuti.
Humas Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Haruno mengatakan, persidangan akan kembali berlangsung pada Selasa (21/12) pekan depan pada pukul 12.30 WIB. Adapun agenda persidangan adalah pemeriksaan saksi dari pihak Jaksa Penuntut Umum (JPU).
"Tidak ada sidang karena majelis sedang cuti, sidang akan digelar lag Selasa 21 Desember 2021 jam 12.30 dengan agenda periksa Ahli dari JPU," ujar Haruno saat dikonfirmasi.
Pekan lalu, JPU menghadirkan seorang ahli dalam lanjutan sidang yang berlangsung pada (7/12/2021). Sosok tersebut adalah Juni Dwiarsyah dari Baharkam Mabes Polri.
Dalam kesempatan itu, saksi ahli menjelaskan soal Standar Operasional Prosedur (SOP) pengawalan yang dilakukan oleh anggota Polri. Juni dengan merujuk Pasal 21 Peraturan Kepala Badan Pembinaan Keamanan Polri Nomor 10 Tahun 2009 tentang Pengawalan, menyatakan bahwa orang dikawal itu harus diborgol tangannya.
"Ya tadi saya sampaikan Pasal 21 tersebut orang yang dikawal itu, tangannya itu harus diborgol, orang yang dibawa itu harus diborgol itu harus dilakukan oleh anggota polisi tersebut," kata Juni di ruang sidang utama.
Kata dia, jika seorang anggota Polri tidak membawa borgol, maka dia bisa mengganti dengan benda lain ketika melakukan pengawalan. Hal itu menjadi penting guna membatasi ruang gerak dari orang atau pelaku yang sedang dikawal.
Juni melanjutkan, alat lain yang dapat digunakan sebagai pengganti borgol misalnya tali atau baju dari orang yang sedang dalam pengawalan.
"Mungkin bisa diikat tali, disambungkan ke anggota, atau kalau gak ada (tali) bajunya itu dibuka dijadikan pengikat. Intinya bagaimana orang yang akan dibawa itu ruang geraknya memang sudah terbatasi, kan dia begini gini (memperagakan sedang bergerak-gerak) kalau tangannya diborgol," pungkas Juni.
Baca Juga: Briptu Fikri Peragakan Rebutan Senpi dengan Laskar FPI
Dakwaan Jaksa