Suara.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko melakukan pertemuan dengan Duta Besar Jerman untuk Indonesia Ina Lepel di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta pada Senin (13/12/2021).
Dalam pertemuannya dengan Dubes Ina Lepel, Moeldoko menekankan perlunya penguatan kerja sama bilateral antara Indonesia dan Jerman, khususnya dalam bidang ekonomi hijau dan konservasi alam.
"Indonesia memang memiliki komitmen yang kuat terhadap isu perbaikan lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan komitmen Indonesia dalam Paris Agreement dan COP 26 di Glasgow," ujar Moeldoko, Senin (13/12/2021).
Selain itu, pemerintah juga membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) atau hydropower di Kalimantan Utara (Kaltara) yang bisa menghasilkan tenaga listrik hingga 11 ribu Mega Watt (MW) guna mendukung kawasan industri hijau.
Baca Juga: Moeldoko Apresiasi Baleg Setujui RUU Tindak Pidana Kekerasan Seksual Jadi Inisiatif DPR
Menurut Moeldoko, Indonesia saat ini sudah mulai mengurangi konsumsi batu bara sebagai sumber energi. Ia pun mengakui, untuk beralih dari batu bara ke energi terbarukan membutuhkan usaha yang tidak mudah.
Kata Moeldoko, dana yang harus dikeluarkan oleh negara untuk transisi menuju Net Zero Emission 2060 pun sudah dikalkulasi mencapai triliunan rupiah.
"Kita punya keyakinan bahwa kita punya resources untuk dijadikan renewable energy diantaranya air, matahari dan energi laut. Jerman sudah sangat maju di sektor itu, mungkin eksplorasi lebih banyak lagi diperlukan untuk investor Jerman untuk menggali berbagai sumber baru tadi," lanjutnya.
Sementara itu, sejak tahun 2012, hubungan Bilateral RI-Jerman diperkuat melalui Joint Declaration for a Comprehensive Partnership.
Dalam kerja sama tersebut, kedua negara sepakat mengembangkan kerja sama di bidang ekonomi, Pendidikan, Riset dan Teknologi, Kesehatan, Industri Pertahanan, Keamanan Pangan, dan Transportasi.
Baca Juga: Moeldoko Sebut Stranas PK Berhasil Dorong Efisiensi Penyaluran Bansos Dan JKN
Dalam perkembangannya, hubungan bilateral kedua negara semakin meningkat melalui kunjungan resmi Presiden Joko Widodo ke Berlin di tahun 2016, dimana pemimpin kedua negara yang pada saat itu Jerman masih diwakili oleh Kanselir Angela Merkel, menyepakati kembali penguatan hubungan kemitraan strategis di bidang pendidikan vokasi, energi terbarukan dan kerja sama maritim.
Kini setelah Jerman melantik Kanselir baru menggantikan 16 tahun kepemimpinan Kanselir Angela Merkel, Moeldoko pun berharap agar Jerman dan Indonesia bisa mempererat kerja sama kembali.
"Kami rasa khususnya di bidang perubahan iklim, finansial berkelanjutan, dan efisiensi energi ada banyak ruang dialog antara Indonesia dan Jerman. Kita berharap akan ada banyak pertukaran [kunjungan kementerian] langsung baik secara bilateral maupun melalui kerangka kerja G20," kata Dubes Jerman Ina Lepel.
Dubes Jerman juga mengapresiasi komitmen pemerintah Indonesia terhadap isu perubahan iklim.